Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengintervensi pemilihan Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Menurut Hatta di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis, meski Presiden Yudhoyono mengetuai Tim Penilai Akhir (TPA) Dirut Pertamina, namun pemilihan Karen telah melalui mekanisme yang berlaku. "Presiden tidak pernah lakukan intervensi, sepanjang saya menjadi Mensesneg tidak pernah terjadi. Selalu sistem yang berjalan," kata Hatta. Presiden, lanjut Mensesneg, tidak mengenal Karen Agustiawan dan tidak pernah memanggil mantan Direktur Hulu PT Pertamina itu ke Istana untuk ditawari posisi Dirut. "Yang perlu digarisbawahi, sebuah pergantian di BUMN itu selalu sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Ini penting supaya tidak ada rumor," ujarnya. Menurut Hatta, Kementerian BUMN selaku pemegang saham di Pertamina sejak awal telah melakukan penjaringan, melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan, baru kemudian TPA menetapkan calon terbaik sebagai Dirut BUMN. Mensesneg mengatakan pemilihan Karen melalui TPA yang diketuai Presiden Yudhoyono telah dikomunikasikan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla yang saat ini tengah melakukan kunjungan ke luar negeri. Hatta mengatakan pemilihan Karen sesuai dengan niat pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak mentah Indonesia. Saat menjabat Direktur Hulu, Hatta menuturkan, Karen mencatat prestasi mendongkrak volume produksi minyak mentah Pertamina. Dengan kombinasi Dirut yang menguasai bidang teknis serta Wakil Dirut Omar S Anwar yang berpengalaman di bidang bisnis dan keuangan, Hatta berharap Pertamina dapat memperbaiki kinerjanya sehingga berkembang menjadi perusahaan yang efisien. Salah satu masalah klasik yang masih harus dihadapi Pertamina dengan pimpinannya yang baru, menurut Hatta, adalah menjamin kelancaran distribusi serta ketersediaan Bahan Bakar minyak (BBM) dan elpiji di seluruh tanah air.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009