Jakarta,  (ANTARA News) - Jakarta Biennale 2009 yang berlangsung hingga Maret mendatang mulai memasuki tahap akhir yakni pameran seni rupa "Zona Cair", tempat para seniman dan partisipan menggelar hasil proses kreatif mereka dan mengundang apresiasi publik atas karya tersebut.

Direktur Program Biennale Jakarta 2009, Ade Dharmawan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, mengatakan Zona Cair akan menghadirkan karya-karya seniman dari Indonesia dan beberapa negara. Karya mereka dipamerkan di Galeri Nasional dan Grand Indonesia Mall mulai 6-27 Februari.

Seperti diketahui, sejak November 2008 Jakarta Biennale telah menghadirkan berbagai acara seni dan pameran dari seluruh cabang kesenian mulai dari seni Musik (Pertunjukkan Seri Musik Tradisional), Sastra (Sastra di Ruang Kota), Film (JiFFEST), Teater (Festival Teater Jakarta), Tari (Kencan Tari), hingga berbagai pameran Seni Rupa (Pameran Foto Ruang Perempuan).

Setelah melalui rangkaian acara-acara tadi, kini Jakarta Biennale 2009 mulai memasuki puncak acara bertajuk Zona Cair. Pameran ini dahulu bernama "Pameran Besar Seni Lukis" yakni pemeran akbar Seni Rupa tertua di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1968.

Pada edisi 2009 ini, untuk pertama kalinya Jakarta Biennale bersifat internasional karena diikuti oleh 39 artis dari mancanegara yang berpameran. Mereka diantaranya berasal dari Singapura, Thailand, Malaysia, Jepang, Australia, Jerman, Belanda, dan Spanyol.

Kurator pameran, Agung Hujatnika mengungkapkan pameran kali ini tidak hanya sekedar memajang karya para seniman saja.

"Karya-karyanya merepresentasikan apa yang sedang terjadi di Asia Tenggara, tempat di mana para seniman itu tinggal," katanya.

Para seniman yang ikut serta dalam pameran ini dipilih melalui sejumlah kriteria diantaranya berusia dibawah 40 tahun, karya-karyanya merepresentasikan wilayah mereka, dan merupakan karya yang baru atau unsur kekinian.

"Setelah itu terpilih para seniman yang berpartisipasi diantaranya Sherman Ong dari Malaysia, Sara Nuytemans dari Belanda, Rosliham Ismail dari Kuala Lumpur, Porntaweesak Rimsakul dari Bangkok, dan Poklong Anading dari Manila," kata Agung.

Jakarta Biennale adalah ajang pameran seni rupa dua tahunan, yang pertama kali diadakan dengan nama Pameran Besar Seni Lukis Indonesia sejak 1968. Namun kemudian berubah menjadi Biennale Senirupa di tahun 1982.

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk pertanggung jawaban seniman kepada masyarakat serta peningkatan apresiasi. Pelindung Jakarta Biennale adalah Gubernur DKI Jakarta dan sebagai pemrakarsa adalah Dewan Kesenian Jakarta.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009