Jakarta (ANTARA News) - Analis Geopolitik Perminyakan, Dirgo Putro mengatakan, Dirut PT Pertamina (Persero) yang baru harus dapat menyelesaikan masalah piutang perusahaan untuk menambah modal kerja mencari sumber minyak baru. "Nah kebetulankan semua `background` nya dari `finance` jadi harusnya bisa menagih hutang, biar Pertamina bisa mengebor ladang minyak baru," kata Dirgo dalam dialog Polemik soal Pertamina antara Bisnis dan Politik di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan misi Pertamina ke depan seharusnya mengikuti perubahan global dan mencari jalan agar apa yang dikerjakan bermanfaat di dalam negeri. Menurut dia, menjadi Direktur Utama perusahaan minyak nasional tersebut tidak lah mudah, karena harus mau dihutangi banyak instansi. Jika masalah piutang dapat terselesaikan, ia percaya perusahaan minyak ini akan mampu menyaingi Pertonas. "Kalau itu dibayar ke Pertamina berapa sumur coba yang bisa dibor. Paling tidak konsesi-konsesi tua bisa ditingkatkan," ujar Dirgo. Jika proses peremajaan itu bisa berhasil 1:3 saja kemungkinan Pertamina mampu memproduksi lebih dari 160.000 barel, ujar dia. Dirgo mengingatkan agar Pertamina tidak meminjam uang dari luar negari. Dan segera menyelesaikan masalah piutangnya. Selain itu, ia menegaskan, Pertamina harus membuat drilling program, menetapkan berapa banyak sumur baru yang harus dibor, dan mencantumkan berapa targetnya. "Dan tentu memaksimalkan tenaga ahli sendiri, walau ada kecendrungan tenga ahli kita lari ke Petronas. Andalkan konsultan dalam negeri, banyak konsultan minyak hebat di dalam negeri seperti dari ITB, UGM," tambah Dirgo. Sementara itu, mantan Dirut Pertamina Ari Sumarno mengatakan, piutang Pertamina saat ini mencapai Rp40 triliun. Sebelumnya, ia mengatakan, omzet perusahaan persero tersebut mencapai Rp540 triliun, dan keuntungannya mencapai Rp30 triliun. (*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009