Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Iman Sugema menilai bahwa stimulus fiskal yang dirancang untuk mengatasi dampak krisis global oleh pemerintah tidak banyak memihak pada perekonomian desa padahal wilayah pedesaan lebih berat menanggung beban dampak krisis global. "Stimulus yang dirancang pemerintah lebih banyak berupa tax saving (penghematan pajak) padahal orang desa tidak banyak membayar pajak," kata Iman Sugema di Jakarta, Minggu. Ia menyebutkan, dari puluhan triliun dana untuk stimulus fiskal yang dirancang pemerintah, stimulus berupa belanja langsung untuk wilayah pedesaan hanya sekitar Rp1,05 triliun. Angka tersebut jauh berbeda dengan stimulus berupa belanja langsung untuk wilayah perkotaan yang mencapai Rp9,15 triliun. Menurut dia, stimulus fiskal harus diubah dari rencana pemerintah yang sebagian besar berupa penghematan pembayaran pajak (tax saving) menjadi belanja langsung dari APBN. "Penghematan pembayaran pajak hingga Rp43 triliun tidak akan dirasakan wilayah pedesaan karena di desa tidak banyak yang membayar pajak atau memiliki NPWP," tegasnya. Menurut dia, desa sudah terlebih dahulu terkena dampak krisis sejak Juni 2008, sementara sektor finansial kota baru terimbas sejak Oktober 2008, dan sektor manufaktur kota baru terkena dampak krisis sejak Januari 2009. "Krisis dulu (1997/1998) berbeda dengan sekarang, krisis dulu tidak menghantam sektor pertanian, sekarang dampak krisis ekonomi global menghantam desa dan kota secara langsung," jelas Iman Sugema. Dampak krisis global menyebabkan turunnya harga komoditas pertanian dan penurunan harga paling tajam ditanggung oleh petani. Eksportir dan perusahaan inti akan menekan kerugian dengan cara membebankannya kepada petani yang tidak memiliki daya tawar. "Ini mengakibatkan memburuknya pendapatan sekaligus menurunkan nilai tukar petani (NTP)," katanya. Menurut Iman, masalah yang dihadapi dunia usaha saat ini adalah adanya permintaan yang turun sehingga harga juga turun dan perusahaan merugi sehingga memunculkan adanya PHK. "Untuk mencegah ini, stimulus berupa belanja langsung dari APBN perlu diperbanyak sehingga uang di masyarakat juga bertambah banyak yang akan mendorong permintaan juga naik," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009