Semarang (ANTARA News) - Aktivitas Stasiun Tawang Semarang, Senin, sudah berangsur normal setelah kegiatan operasional stasiun sempat terganggu karena banjir. Pejabat Humas PT KAI Daops IV Semarang, Warsono, mengatakan banjir telah berangsur surut dan kegiatan operasional Stasiun Tawang telah berjalan seperti biasa. Ia mengatakan, banjir memang belum seratus persen surut, tetapi dengan ketinggian air saat ini memungkinkan semua kereta api memasuki stasiun. "Ketinggian air telah berkurang menjadi sekitar 40-50 sentimeter," katanya. Dengan ketinggian air seperti itu, katanya, tetap saja mengganggu tetapi dapat diatasi dan semua pemberangkatan kereta api dari Semarang dapat dilakukan dengan lancar. "Terlebih lagi, saat ini jalur utara sudah dapat dilalui setelah sempat bermasalah," katanya. Ia menjelaskan, di sejumlah lokasi yang relnya dalam posisi menggantung akibat gerusan banjir telah diperbaiki. Seperti diberitakan sebelumnya (8/2), semua kereta api dari Barat dan Timur dialihkan melewati jalur Selatan, karena rel di sejumlah titik di jalur barat Semarang berada dalam posisi menggantung akibat gerusan banjir. "Kami berharap banjir semakin surut, sehingga kegiatan operasional Stasiun Tawang dapat berjalan dengan lebih baik lagi," katanya. Sementara itu, sejumlah korban banjir di Semarang mengeluhkan bantuan yang tidak merata. Endang Sumina (67), warga Tambakan, mengatakan, tidak tahu kalau ada bantuan terhadap korban banjir. "Sejak Minggu (8/2) saya tetap bertahan di rumah, meskipun rumah tergenang banjir. Saya malah tidak tahu kalau ada bantuan," katanya. Ia mengatakan, tidak mau mengungsi karena ingin menunggui rumahnya, meskipun genangan banjir mencapai satu meter lebih. Lagiyono, warga Siwalan mengakui bantuan bagi korban banjir memang telah tiba, tetapi hanya di pos-pos pengungsian. "Padahal, masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah dan tidak mau mengungsi ke pos-pos pengungsian," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009