Jombang (ANTARA News) - Pihak keluarga dukun cilik, Muhammad Ponari, menyetujui penutupan tempat praktik bocah berusia sembilan tahun di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur untuk selamanya. "Pihak keluarga telah sepakat untuk menutup tempat praktik dukun Ponari untuk selamanya," kata Camat Megaluh, Adi Santoso usai membacakan surat pernyataan yang dibuat oleh keluarga Ponari, di Jombang, Jatim, Selasa. Ia mengatakan, dalam surat pernyataan tersebut terdapat tiga alasan utama mengapa tempat praktik Ponari ditutup. "Pertama kondisi Ponari sedang sakit, sehingga perlu masa penyembuhan," katanya. Sedangkan yang kedua, lanjut Adi, yaitu alasan sekolah Ponari yang sempat tertunda selama dua pekan ini. "Yang ketiga, kerusakan lingkungan sekitar rumah Ponari akibat diinjak-injak oleh pasien yang ingin berobat kepadanya," katanya. Surat pernyataan itu sendiri ditandatangani oleh Mukaromah, ibunda Ponari dan Paeno, paman. "Pihak keluarga sudah sepakat akan menutup tempat praktik itu untuk selamanya. Jadi mulai hari ini sudah tidak ada lagi pengobatan di kediaman Ponari," katanya. Pembacaan surat pernyataan itu sendiri dilakukan di rumah dinas Bupati Jombang, Suyanto dengan disaksikan beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang. Selain Suyanto, hadir dalam pembacaan surat pernyataan tersebut, Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Jombang Komisaris Polisi (Kompol) Deden Imhar, Camat Megaluh Adi Santoso, dan Kepala Desa Balongsari Nila Retmo Cahyani. Sementara akibat penutupan tempat praktik Ponari, sejumlah pasien yang telah antre selama berhari-hari kecewa. "Saya mengetahui kalau Ponari tidak berpraktik lagi dari anggota kepolisian yang berjaga. Petugas tersebut bilang, kalau praktik pengobatan Ponari sudah berhenti untuk selamanya," keluh Wahyudi salah seorang pasien. Bahkan tidak jarang dari pasien yang sudah mengantre langsung menyobek kupon yang telah mereka miliki. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Muhammad Rifai, warga Kediri yang mengaku kecewa dengan keputusan mendadak tersebut. "Percuma saja saya antre selama beberapa hari, kalau hasilnya seperti ini," katanya. Ponari yang masih duduk di bangku Kelas III SD mendapatkan kemampuan mengobati segala macam jenis penyakit saat dia hujan-hujan. Tiba-tiba muncul petir dan sebuah batu mengenai kepala Ponari. Batu itu lantas dibawanya pulang ke rumah. Ponari kemudian mencoba keajaiban batu itu untuk mengobati tetangganya yang sedang sakit. Anak tetangga itu itu langsung sembuh. Dari situlah Ponari kemudian dijuluki "Dukun Cilik".(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009