Bojonegoro (ANTARA News) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mematok anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini tumbuh 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kini, anggaran belanja modal sebesar 50 juta dolar Amerika Serikat akan digunakan untuk investasi informasi teknologi (IT) dan Rp600 miliar untuk penambahan infrastruktur pelengkap," kata Senior Vice President Micro Business Bank Mandiri, Tardi, di sela acara Panen Raya Jagung di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Rabu.

Selain untuk investasi IT dan infrastuktur pelengkap, jelas dia, pihaknya menyiapkan dana Rp110 miliar untuk pembangunan 264 kantor baru.

"Dana itu termasuk untuk pembukaan dua kantor di Malaysia dan Shanghai," katanya.

Untuk menghimpun dana dari dalam negeri, kata dia, ke depan Bank Mandiri akan membatasi pinjaman valuta asing (valas) dan menyalurkan kredit dalam bentuk rupiah.

"Hal ini dikarenakan memberi pinjaman dalam bentuk valas dari pendanaan yang berasal luar negeri akan mahal," katanya.

Kini, total dana pihak ketiga (DPK) valas Mandiri mencapai 4 miliar dolar AS dan pinjaman valasnya senilai 3,5 miliar dolar AS.

"Sekarang, Bank Mandiri meminjam valas hanya untuk ,stand by, dan ,cash flow,," katanya menerangkan.

Di samping itu, lanjut dia, untuk menghadapi kondisi tersebut, harus menghindari "mismatch" dalam tiga aspek ketika mencoba berbisnis.

"Misalnya, dengan pemasukan rupiah jangan memborong valas. Selain itu, juga jangan meminjam dengan bunga floating dan lending fix," katanya.

Dikatakannya, jika bunga "floating", lending-nya harus floating juga.

"Kemudian, jangan 'mismatch' dalam masalah tenor. Karena, bankir yang andal adalah mereka yang akan menghindari mismatch tersebut," jelasnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009