Kota Gaza, (ANTARA News) - Seorang pejabat senior fatah yang setia kepada Presiden Palestina moderat Mahmoud Abbas, Kamis, mengumumkan bahwa dialog perujukan dengan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) sudah dimulai.

Azzam el-Ahmed mengatakan kepada harian yang berpusat di London, Al-Quds el-Arabi, "Dialog perujukan sudah dimulai." Ia menambahkan, 'Pembicaraan diselenggarakan antara kedua pihak guna mempersiapkan dialog menyeluruh di ibukota Mesir, Kairo, pada 22 Februari."

Mesir sebelumnya mengumumkan negara Afrika tersebut sudah mengirim undangan tertulis kepada pemimpin 13  faksi Palestina dan kelompok pejuang garis keras, termasuk Fatah dan HAMAS, guna meluncurkan dialog menyeluruh dengan tujuan mewujudkan perujukan antar-Palestina.

Pada November, HAMAS menggagalkan dialog perujukan yang mungkin dilancarkan, dan mengatakan gerakan itu takkan ikut dalam dialog sementara pasukan keamanan Abbas menahan lebih dari 600 anggotanya di Tepi Barat Sungai Jordan.

El-Ahmed dan jurubicara Fatah Ahmed Abdel rahman menyelenggarakan pembicaraan dengan dua pemimpin senior HAMAS di Kairo, Selasa, pertemuan resmi pertama antara kedua kubu Palestina yang bertikai tersebut dalam beberapa bulan.

"Kairo kini bersiap menjadi tuan rumah pertemuan persiapan bagi dialog menyeluruh. Pertemuan yang kami selenggarakan di Kairo pada Selasa adalah awal dialog menyeluruh yang sudah dimulai dengan HAMAS," kata el-Ahmed.

Ia mengatakan kedua delegasi "bertemu guna membentuk komite gabungan yang akan memulai misinya pada 28 februari untuk meletakkan dasar bagi penyelesaian berbagai sengketa. " Ditambahkannya, "Kami juga membahas masalah lain yang harus diselesaikan sebelum perujukan."

Sejak HAMAS (Haraqat Al-Muqawwamah Al-Islamiyah) menang dalam pemilihan anggota parlemen Palestina 2006, pertikaiannya dengan faksi Fatah meningkat, sehingga mengakibatkan bentrokan sengit yang berakhir dengan pengambil-alihan Jalur Gaza oleh HAMAS pada Juni 2007.

"Apa yang benar-benar kami perlukan ialah keinginan kuat dari kedua pihak demi keberhasilan semua upaya misi komite gabungan," kata el-Ahmed.

Rakyat di Jalur Gaza menghadapi serangan militer brutal Israel dari 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Tak kurang dari 1.400 orang Palestina meninggal dan 5.000 orang lagi cedera akibat aksi militer Yahudi tersebut.(*)
    

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009