Jakarta,  (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat pagi membuka konferensi forum koordinasi Aceh dan Nias di Jakarta Convention Centre.

Forum koordinasi Aceh dan Nias IV ini merupakan puncak dari tiga pertemuan serupa tiga tahun berturut-turut. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya akuntabilitas rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh serta Nias pasca gempa bumi dan tsunami akhir 2004 lalu.

Pada 16 April 2009 mendatang mandat dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh akan berakhir..

Dalam sambutannya, Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias Kuntoro Mangkusubroto mengatakan dalam forum tersebut akan dilaporkan seluruh kemajuan yang sudah dicapai dan upaya apa yang disiapkan untuk mendukung Aceh-Nias memasuki tahap pembangunan yang berkesinambungan.

"Dapat kami laporkan bahwa dari seluruh dana yang dijanjikan sejumlah 7,2 miliar dolar AS termasuk dari pemerintah Indonesia sebesar 2,1 miliar dolar AS, 93 persen diantaranya atau 6,7 miliar dolar AS sudah masuk ke Aceh dan Nias dalam bentuk dana komitmen yang sebagian besar diantaranya bahkan merupakan nilai proyek yang sudah selesai," katanya.

Kuntoro memaparkan, pasca bencana tersebut saat ini 134.000 unit rumah sudah terbangun, 3.6000 kilometer jalan sudah terbangun. Di bidang ekonomi panen raya sudah bisa terlaksana di Bireun, 15 bulan usai Tsunami.

Di bidang pendidikan lebih dari 1.400 bangunan sekolah dan pelatihan yang menjangkau 40.000 guru.

Hal yang dipetik dari proses pembelajaran dalam penanganan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias, kata Kuntoro, antara lain diperlukannya pola pikir situasi krisis untuk menjaga semangat keterdesakan sehingga penanangan dapat efektif.

Hal yang kedua adalah tekad untuk selalu membangun dengan lebih baik dari sebelumnya dan yang ketiga adalah pentingnya menjaga integritas dan akuntabilitas.

Data dari BRR, akibat bencana gempa dan tsunami adalah 120.000 unit rumah hancur, 70.000 rumah rusak, 14 bandara rusak, 114 fasilitas kesehatan rusak dan 2.000 sekolah juga rusak.

Sejumlah 2.500 guru meninggal, 3.000 km jalan rusak, 120 unit jembatan rusak dan merusakkan 20.000 hektar tambak ikan, 60.000 hektar areal persawahan dan 1.052 bangunan pemerintah.

Pasca rekonstruksi sejumlah 133.903 unit rumah dibangun, 1.047 unit fasilitas kesehatan dibangun, 1.488 unit sekolah dibangun. Guru yang dilatih 39.438 orang, 3.585 km jalan dibangun dan 273 unit jembatan.

Sejumlah 12 unit bandara dan 20 unit pelabuhan dibangun, juga 3.193 unit tempat ibadah dan 987 unit bangunan pemerintah dibangun.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009