Jakarta,  (ANTARA News) - Kementerian BUMN mencatat sebanyak 20 BUMN masuk dalam daftar privatisasi tahun 2009.

"Ke 20 perusahaan tersebut sebagian merupakan "carry over" (limpahan--red) dari program privatisasi tahun 2008," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, di Jakarta, Senin.

Sofyan menjelaskan, rencana privatisasi ke 20 perusahaan itu sudah masuk dalam Program Tahunan Privatisasi 2009, yang memerlukan arahan kembali dari Komite Privatisasi dan Rekomendasi Menteri Keuangan.

Tercatat, privatisasi sembilan perusahaan menggunakan pola penjualan saham kepada publik (IPO) yaitu PT Pembangunan Perumahan maksimal 30 persen dari total kepemilikan saham, PT Waskita Karya (maksimal 35 persen).

PT Bank Tabungan Negara (BTN) (maksimal 30 persen), PT Krakatau Steel (maksimal 49 persen), PTPN III (maksimal 30 persen), PTPN IV (maksimal 30 persen).

Selanjutnya PTPN VII (maksimal 30 persen), PT Asuransi Jasa Indonesia (maksimal 30 persen), dan PT Rekayasa Industri (maksimal 4,7 persen).

Tujuh perusahaan privatisasi dilakukan dengan pola penjualan strategis ("strategic sales") yaitu PT Rukindo, PT Bahtera Adiguna, PT Industri Sandang, PT Sarana Karya.

"Divestasi ke tiga perusahaan bisa dilakukan hingga 100 persen saham," ujarnya.

Namun dalam rangka restrukturisasi BUMN, PT Rukindo akan diambilalih PT Pelindo, sedangkan PT Bahtera Adiguna dibeli PT PLN.

BUMN lain yang dilepas melalui pola "strategic sales" adalah PT Cambrics Primissima divestasi maksimal 52,79 persen, PT Industri Gelas maksimal 63,82 persen, dan PT BNI Tbk maksimal 4,24 persen.

Sedangkan Semen Kupang divestasi maksimal 61,48 persen, dan Semen Baturaja maksimal 35 persen.Menurut Sofyan Djalil, sebagian BUMN tersebut sudah mendapat persetujuan dari komite tim privatisasi dan sebagian lagi harus menunggu pembahasan dengan DPR.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009