Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan bahwa agenda pertemuan dengan timpalannya, Menlu AS Hillary Clinton, terbatas pada upaya meningkatkan hubungan kedua negara.

"Sudah bisa diduga sebenarnya bahwa dalam kunjungan seperti ini upaya untuk memajukan hubungan bilateral Indonesia-AS akan kita bicarakan," kata Hassan di Jakarta, Selasa.

Menurut Menlu, pihak AS akan berbicara tentang upaya meningkatkan hubungan kedua negara dalam cakupan kemitraan strategis.

"Kita akan membicarakan cara pandang dan kesamaan pandang kita tentang konsep itu sendiri, sedangkan isu lainnya, tentang perkembangan di kawasan baik di ASEAN maupun Asia Timur dan peran negara-negara di kawasan ini dalam ikut membantu mencari solusi dari krisis global, disamping tentunya isu internasional seperti upaya penyelesaian konflik Timur Tengah, Iran serta isu-isu lain yang jadi perhatian kedua negara," katanya.

Menlu AS Hillary Clinton dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada 18-19 Februari mendatang, antara lain untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pertemuan bilateral dengan mitranya, Menteri Luar Negeri RI, Hassan Wirajuda.

Seperti yang baru-baru ini diumumkan oleh Deplu AS, Hillary akan melakukan rangkaian lawatan ke Jepang, Indonesia, Korea Selatan dan China.

Langkah Hillary yang memilih Asia Timur --menyeberangi Samudera Pasifik-- sebagai kunjungan pertamanya selaku menteri luar negeri merupakan hal yang baru karena pada masa-masa lalu seorang menteri luar negeri AS memilih Eropa --menyeberangi Samudera Atlantik-- sebagai wilayah yang pertama untuk dikunjungi pada awal-awal masa jabatan mereka.

"Kita menghargai prioritas yang diberikan oleh pemerintah Obama (Presiden AS Barack Obama), dalam hal ini prioritas yang diberikan oleh Hillary Clinton untuk pertama berkunjung ke Asia. Juga prioritas yang diberikan untuk kita melakukan kontak termasuk pembicaraan telpon yang terjadi pada masa-masa awal pemerintahan Obama," kata Menlu Hassan Wirajuda.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009