Brisbane (ANTARA News) - Mantan presiden RI Abdurrahman Wahid, Selasa, menerima Pimpinan Pure Land Learning College, Master Chin Kung, dan sejumlah mahasiswa Indonesia di Hotel City Gate Brisbane tempatnya menginap selama empat hari kunjungannya di ibukota negara bagian Queensland itu.

Dalam pertemuannya dengan Master Chin Kung, salah seorang penyelenggara KTT Antar-Iman di Brisbane, mantan presiden RI yang akrab disapa Gus Dur ini menggarisbawahi pentingnya membangun kebersamaan antarbangsa di kawasan Asia Pasifik dalam semangat kebinnekaan.

"Kedua tokoh juga membicarakan tentang bagaimana mengimplementasikan resume hasil dialog dalam KTT itu nantinya di tingkat akar rumput (masyarakat-red.) sehingga tidak tinggal sebatas wacana," kata Ketua DPP PKB Gus Dur, Hermawi Taslim, kepada ANTARA.

Menurut asisten bidang politik Gus Dur tersebut, kebersamaan antarbangsa di kawasan Asia Pasifik itu tidak lagi cukup hanya melalui program pertukaran generasi muda tetapi lebih jauh dari itu, yakni melalui studi bersama dimana anak-anak muda Australia dan China misalnya bisa tinggal langsung di Jawa Timur.

"Sebaliknya anak-anak muda Indonesia juga bisa belajar bersama dengan rekan-rekan mereka dari Australia dengan tinggal langsung di negara itu untuk beberapa lama," katanya.

Pada Selasa malam, Gus Dur juga menerima sejumlah wakil komunitas mahasiswa Indonesia di Brisbane. Dalam pertemuan itu, isu politik dan bagaimana kondisi Indonesia paska-Pemilu 2009 sempat menjadi topik pembicaraan Gus Dur dan wakil mahasiswa yang datang, kata Hermawi Taslim.

Di antara para akademisi muda yang bertemu Gus Dur itu adalah Bob Hardian, Suseno Hadi, Akh Muzakki, Joni M. M. Aji, dan Alhadi. Mereka adalah anak-anak muda Indonesia yang sedang menyelesaikan studi doktor di Universitas Queensland (UQ).

Sebagai rangkaian agenda kegiatannya selama di Brisbane sampai Jumat pagi, Gus Dur juga direncanakan berbicara di depan masyarakat Indonesia di kampus UQ St.Lucia, Kamis sore.

Bicara di KTT Antar-Iman

Kehadiran mantan presiden RI di Brisbane itu tidak terlepas dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar-Iman yang akan berlangsung di Aula Kota Brisbane pada 18-21 Februari.

Gus Dur menjadi salah satu dari puluhan tokoh lintas agama, teolog, akademisi, dan pengiat perdamaian dari kawasan Asia Pasifik yang diundang sebagai pembicara dalam konferensi yang mengangkat tema "Satu Kemanusiaan, Beragam Keyakinan" itu.

Seperti disampaikan Direktur Pusat Multi-Keyakinan Universitas Griffith (GU) Prof. Toh Swee-Hin kepada ANTARA sebelumnya, selain Gus Dur, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin juga akan hadir dalam KTT yang diselenggarakan Pusat Multi-Keyakinan Universitas Griffith (MFC-GU) dan Pure Land Learning College ini.

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.Azyumardi Azra, juga diundang namun dia tidak bisa hadir karena kesibukannya yang lain, katanya.

KTT itu juga menghadirkan banyak tokoh lain, seperti Prof.James Haire dari Pusat Kristen dan Budaya Australia, Tom Calma (Komisi HAM Australia), Felix Machado (Keuskupan Nashik, India), Jeremy Jones (Dewan Eksekutif Yahudi Australia), Yi Thon (Dewan Antar-Iman Kamboja), dan Dr.Loreta Castro (Pusat Pendidikan Perdamaian Filipina).

Dari KTT itu, para peserta diharapkan menemukan titik temu nilai dan prinsip dari agama-agama yang ada dan merumuskan usul kebijakan di tingkat lokal, nasional, dan regional bagi mendorong upaya mewujudkan perdamaian dan harmoni di Australia dan hubungan Australia dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik. (*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009