Cilacap (ANTARA News) - Industri kerajinan patung "Asmat" Cilacap mengalami penurunan pesanan dari konsumen di Bali akibat pengaruh krisis finansial global yang dirasakan sejak enam bulan lalu.

"Sebenarnya dampak krisis sudah mulai dirasakan di Bali sejak setahun silam, namun kita baru merasakan setengah tahun lalu," kata Mardi Rahayu, pemilik industri kerajinan patung "Asmat" di Jeruklegi, Cilacap, Jumat.

Menurut dia, dampak krisis finansial tersebut sangat dirasakan lantaran konsumen patung buatannya sebagian besar merupakan wisatawan asal Amerika Serikat yang berwisata di Bali.

Ia mengatakan, saat ini jumlah pesanan yang dikirim hanyalah dalam bentuk eceran senilai Rp15 juta dengan waktu pengiriman tidak menentu.

"Biasanya saya dua kali dalam sebulan mengirim pesanan ke tiga pelanggan di Bali dengan nilai Rp15 juta hingga Rp20 juta sekali kirim atau omzet rata-rata Rp50 juta per bulan. Namun sekarang hanya eceran dengan nilai Rp15 juta, itupun dua bulan sekali," katanya.

Akibat sepinya pesanan dari Bali, dia terpaksa mengurangi jam kerja karyawannya yang mencapai 20 orang.

Bahkan, bekerja di kerajinan patung "Asmat" yang semula merupakan pekerjaan pokok bagi karyawannya, kini hanyalah pekerjaan sampingan.

"Saat ini karyawan saya banyak yang mengerjakan patung di rumah sebagai pekerjaan sampingan meski pembakaran dan penyelesaiannya tetap dilakukan di pabrik," katanya.

Dia memperkirakan, dampak krisis finansial global masih dirasakan selama 2009 sehingga ia berusaha mencari peluang pasar domestik seperti tempat-tempat wisata selain Bali meski relatif kecil keuntungannya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009