London (ANTARA News) - KBRI Moskow menggelar acara Asian Attache Wives Lunch di Moskow. Sekitar 30 tamu yang hadir menyatakan kegembiraannya ketika mereka mendapatkan door prize selain goody bag berisi dompet batik, kipas Bali, taplak batik dan majalah Indonesian Embassy Profile.

"This is indeed unbelievable," ujar undangan yang menunjukkan apresiasinya dan merasa puas dan gembira terhadap budaya Indonesia di Leninsky Prospekt 41, Moskow, demikian penanggungjawab penerangan KBRI Moskow M. Aji Surya kepada koresponden ANTARA London, Kamis.

Dikatakannya KBRI Moskow terus mendorong kegiatan diplomasi budaya dalam rangka peningkatan citra Indonesia di luar negeri khususnya di Rusia. "Acara seperti ini yang dikenal dengan diplotainment, campuran antara diplomasi dan infotainment," katanya.

Sementara itu Atase Laut KBRI Moskow Bambang Pratiknyo yang menjadi tuan rumah bersama Atase Militer mengakui bahwa belum ada acara serupa yang semeriah saat ini.

Perkumpulan para istri atase dari negara-negara Asia ini mengadakan acara secara rutin sebulan sekali yang dikemas dalam bentuk pengenalan budaya dari sang tuan rumah sehingga tercipta saling pengertian dan saling menghargai.

Para undangan mendapat cenderamata berupa aneka batik dan informasi tentang wisata Indonesia sambil menikmati demo membatik.

Dalam kegiatan di kediaman atase Indonesia selain dipertunjukkan cara membatik secara tradisional juga diisi dengan kuis tentang bahan dasar pembuatan batik, alat membatik dan bahan pewarna untuk batik.

Selain itu mereka juga disuguhi tarian Sulawesi Tana Doang dan Topeng Keras oleh dua penari profesional KBRI, Anter Asmorotedjo dan I Wayan Berata.

Acara utama makan siang ala Indonesia dengan menu nasi goreng, sate ayam, tekwan, bakmi goreng dan lainnya dan ditutup dengan es teler gaya Jakarta, yang bahannya sebagian besar diimpor dari Indonesia.

Para istri diplomat dari jajaran militer juga melakukan aksi ngibing bareng para penari Indonesia dan bagi mereka yang goyangannya mirip aslinya tersedia door prize tambahan yang berupa pernak-pernik souvenir khas Indonesia.

Acara usai para tamu dibolehkan mengambil selendang kain dan sutera yang dipasang di tempat duduk serta taplak meja yang dipakai sebagai cover di meja masing-masing. Tidak ada yang pulang dengan muka cemberut. Semua tampak girang dan semoga tetap mengingat Indonesia, demikian M Aji Surya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009