Jakarta (ANTARA News) - PT Semen Gresik Tbk dan PT Perusahaan Gas Negara siap melanjutkan program pembelian kembali (buy back) saham BUMN di pasar modal. "Dua BUMN itu telah menyampaikan rencana perseroran melanjutkan "buy back", kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa sore. Sedangkan delapan BUMN lainnya menurut Sofyan, belum menyampaikan akan melanjutkan atau menghentikan program tersebut. Program "buy back" saham BUMN merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah demi meningkatkan nilai saham di pasar modal terkait dengan terpuruknya bursa saham di dalam negeri beberapa waktu lalu. Tercatat 10 BUMN terbuka ikut melakukan "buy back" dengan total dana yang disiapkan sekitar Rp6,4 triliun. Menurut Sofyan, sesungguhnya program buy back dianjurkan bagi BUMN sebagai aksi korporasi untuk meningkatkan nilai saham. "Tujuan buy back sebenarnya tergantung masing-masing BUMN akan tetapi harus dilakukan melalui rapat umum pemegang saham," kata Sofyan. Ia menjelaskan, dirinya belum mendapat laporan detil dari seluruh BUMN yang masuk dalam program tersebut. Tetapi jika ada RUPS yang meminta persetujuan pemegang saham untuk melanjutkan "buy back" kemungkinan akan diberikan persetujuan. "Akan tetapi tetap disesuaikan dengan mekanisme program sesuai ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)," katanya. Ia berpendapat sebagian besar BUMN yang menjalankan program tersebut terbukti memiliki nilai saham yang lebih baik ketimbang sebelumnya. Semen Gresik misalnya saat program buy back mulai dijalankan harganya sekira Rp1.900 per lembar, sekarang sudah mencapai sekira Rp4.000 per lembar. Hakekat program ini diutarakannya, adlah juga memberikan pesan kepada masyarakat dan calon investor bahwa BUMN adalah saham yang baik sehingga orang tidak spekulasi membanting harga di bawah harga pasar. Akan tetapi ujar Sofyan, tingkat agresivitas "buy back" harus disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing rusahaan, karena saham yang sudah dibeli kembali dapat dijadikan "treasury stock". Sesuai dengan ketentuan Bapepam-LK, program buy back pada 13 Januari 2009 akan berakhir. Namun hingga 7 Januari 2009, dari 32 emiten di Bursa Efek Indonesia "buy back" teralisasi Rp1,08 triliun atau hanya terserap 4,85 persen, dari total dana yang tersedia Rp22,17 triliun. Adapun 10 BUMN yang merealisasikan pembelian kembali yaitu Perusahaan Gas Negara Sebesar Rp2,5 miliar dari Rp450 miliar dana yang disediakan. Semen Gresik terealisasi Rp192,68 miliar dari dana Rp1 triliun, Wijaya Karya Rp14,5 miliar dari Rp140 miliar, Jasa Marga Rp6,19 miliar dari Rp100 miliar, Batubara Bukit Asam Rp14,24 miliar dari Rp1 triliun, Aneka Tambang Rp13,42 miliar dari Rp200 miliar. Selanjutnya Adhi Karya realisasi Rp50 miliar dari dana disiapkan Rp199 miliar, Telkom Rp465 miliar dari Rp3 triliun. Sedangkan dua BUMN yaitu Kimia Farma dan Timah tidak merealisasikan pembelian kembali saham meskipun masing-masing menyiapkan dana sekitar Rp20 miliar dan Rp100 miliar.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009