Jakarta (ANTARA News) - Mabes TNI hingga kini masih menyelidiki identitas pesawat atau pihak yang mengunci "misil" dua pesawat tempur jet Sukhoi SU-30 TNI Angkatan Udara (AU) saat menjalankan latihan rutin, Jumat.

"Kini insiden itu masih diselidiki pihak Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II, yang jelas kita tidak main-main dengan insiden itu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta.

Karenanya, pihaknya belum bisa memastikan apakah pesawat Sukhoi SU-30 milik TNI AU benar-benar dikunci misil pihak tidak dikenal ketika berlatih intersepsi udara di wilayah udara pesisir selatan Sulawesi Selatan.

Sagom menambahkan, hingga kini pihaknya tidak menerima permintaan izin melintas dari pesawat ataupun kapal asing yang ingin melintasi wilayah udara dan perairan Indonesia.

Sebelumnya, "Alarm missile lock" kedua pesawat berbunyi secara tiba-tiba, tetapi kedua pesawat canggih yang dibeli dari Rusia itu tidak bisa mengenali siapa pihak yang mengunci mereka dengan tembakan misil.

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, ketika dihubungi menjelaskan, di masing-masing pesawat yang sedang berlatih itu terdapat instruktur terbang dari Rusia yang sedang melatih dua penerbang tempur TNI AU.

Kedua instruktur itulah yang menyatakan alarm berbunyi karena pesawat di-"lock missile". "Saya menerima laporannya sekitar pukul 09.00 WITA," kata Putu.

Menurutnya, pesawat itu melakukan terbang pada ketinggian 15.000-20.000 kaki, atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut. "Kami belum mengetahui siapa yang mengunci pesawat kami. Kami telah melakukan pencarian dengan mengirimkan pesawat intai Boeing 737-400 yang telah terbang berkeliling dalam radius sekitar 370 km dari VOR MKS di Makassar, tetapi pencarian itu tidak menemukan apa-apa.

Pesawat Boeing sekarang dalam perjalanan ke Bali, dan melanjutkan pencarian di sekitar wilayah lintasannya," kata Putu. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009