Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mewaspadai pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang selama tiga hari terakhir menembus Rp12.000. Gubernur BI Boediono setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat, mengatakan melemahnya rupiah terhadap dollar AS sebenarnya merupakan gelombang global karena dollar AS saat ini menguat terhadap banyak mata uang. Namun, Boediono menegaskan, BI akan mengamankan volatilitas Rupiah dengan menggunakan instrumen yang ada. "Kita tentunya akan waspada jangan sampai rupiah kita itu terlalu volatif. Kita amankan, kita gunakan instrumen yang kita punya untuk mengamankan volatilitas," tuturnya. Boediono tidak menjelaskan instrumen apa maunpun kebijakan apa yang diterapkan BI guna mengamankan pergerakan nilai tukar tersebut. Ia hanya mengatakan, jika perlu BI akan menambah "amunisi" guna mengamankan volatilitas rupiah. "Pakai amunisi yang ada, kalau perlu tambah amunisi," ujarnya. Presiden Yudhoyono pada Jumat mengadakan pertemuan dengan Gubernur BI dan Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani untuk persiapan pertemuan Chiangmai Initiative yang dihadiri para menteri keuangan ASEAN+3 pada pekan ini. Menurut Boediono, Presiden pada kesempatan itu juga membicarakan hasil kunjungannya ke berbagai daerah dan memberi masukan untuk perekonomian di berbagai sektor.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009