Jakarta (ANTARA) - Setelah lebih dari seratus tahun, salah satu novel karya Jack London yang paling ikonik, "The Call of the Wild" diadaptasi menjadi sebuah film live-action terbaru.

Dirilis pada 21 Februari 2020 silam, film ini jadi salah satu film keluarga pilihan di akhir pekan karena kisahnya yang emosional, visual yang menarik dan tingkah karakter Buck yang menggemaskan.

Di balik petualangan menyentuh dan penuh makna Harrison Ford dan Buck, “The Call of the Wild” memiliki kisah menarik yang patut diketahui:

1. Adaptasi novel legendaris karya Jack London
 
CALL OF THE WILD. Salah satu adegan "The Call of the Wild" (HO)


“The Call of the Wild” merupakan novel klasik karya Jack London yang dirilis pada 1903 dan telah diterjemahkan ke lebih dari 47 bahasa.

Menceritakan tentang seekor anjing yang terbiasa hidup di rumah bersama pemiliknya, harus beradaptasi di alam liar dan memulai petualangan baru yang mengungkap jati dirinya.

Perjalanannya menyentuh dengan penuh emosional ini akhirnya membawa Buck dipertemukan dengan sahabat-sahabat barunya termasuk John Thornton.

Baca juga: Petualangan menyentuh Harrison Ford dalam "The Call of the Wild"

Baca juga: Harrison Ford ingin rekan aktor di "Star Wars" dipecat

Baca juga: Harrison Ford: Paris Agreement tergantung Hutan Sumatera

 
2. Gabungan sentuhan live-action dan animasi

Berdasarkan arahan sutradara Chris Sanders, film “The Call of the Wild” memberikan sebuah film yang dikemas dalam bentuk sentuhan live-action dan animasi.

Karakter ikonik dalam film ini, seekor anjing bernama Buck dibuat dalam bentuk animasi CGI yang diperankan oleh Terry Notary.

Pada awalnya sutradara hanya ingin menggunakan Notary untuk wajah, penampilan emosional: sorot mata, kesedihan, kebahagiaan, dan ekspresi wajah lainnya. Namun, Notary memerankannya dengan sangat luar dibawa dan melampaui ekspektasi.
 
The Call of the Wild (HO)


3. Bekerjasama dengan sinematografer pemenang Academy Award

Janusz Kaminski sebagai sinematografer pemenang Academy Award bekerja sama dalam memproduksi film “The Call of the Wild”.

Hampir 60 persen dari film ini didominasi oleh visual efek, sehingga Kaminski bekerja sama dengan tim visual efek untuk menghasilkan gambar yang sangat nyata dan asli.

Baca juga: Harrison Ford tidak ditindak dalam insiden terbang

Baca juga: Harrison Ford lelang jaket Han Solo Star Wars

Baca juga: Iko Uwais terkesan keramahan JJ Abrams dan Harrison Ford

4. Membuat latar tempat Yukon pada masa Gold Rush di tahun 1890

Untuk menciptakan kembali Dawson City yang bertempat di Yukon, Kanada pada masa Gold Rush di tahun 1890, maka dalam memproduksi latar tempat tersebut “The Call of the Wild” membangun satu blok kota, meskipun dalam film itu berjalan tujuh blok dalam satu arah dan dua blok di arah yang berlawanan.

Selama proses desain, mereka "membangun" seluruh kota di komputer, dan kemudian menghapus apa yang sebenarnya akan dibangun secara fisik.

Buck adalah seekor anjing peliharaan yang tinggal di sebuah rumah mewah di California. Kehidupan Buck berubah saat ia diculik dan dibawa ke Yukon, Kanada.

Buck yang terbiasa hidup di rumah bersama pemiliknya, kini harus beradaptasi di alam liar dan memulai petualangan baru yang mengungkap jati dirinya. Perjalanan ini memberikan pelajaran sekaligus mempertemukan Buck dengan sahabat-sahabat barunya, termasuk John Thornton.

Petualangan Buck dan Thornton menjadi inti dari cerita ini. Buck yang sedang beradaptasi dengan dunia baru, bertemu dengan John Thornton yang sedang mencoba mencari ketenangan diri. Keduanya berpetualang dan saling melengkapi satu sama lain dalam sebuah perjalanan emosional.

Disutradarai oleh Chris Sanders, “The Call of the Wild” turut dibintangi oleh deretan aktor dan aktris papan atas seperti Harrison Ford, Dan Stevens, dan Karen Gillan.

Baca juga: Steven Spielberg lepas "Indiana Jones 5"?

Baca juga: Harrison Ford tidak terlibat dalam film spin-off Star Wars

Baca juga: Harrison Ford cedera dalam kecelakaan pesawat kecil

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2020