Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan sudah melacak 10 orang yang melakukan kontak dengan dua pasien positif Covid-19 meski dikhawatirkan akan muncul lebih banyak orang yang melakukan kontak dekat.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, melalui sambungan telepon, 10 orang tersebut sudah menyanggupi akan datang ke RSPI Sulianti Saroso untuk melakukan pemeriksaan.

"Satu persatu kami tanya, mereka tidak mengeluh sakit apapun, yang jelas mengeluh kekhawatiran, ketakutan," kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) itu dalam konferensi pers di Kemenkes, Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, dua orang warga Indonesia diumumkan positif terinfeksi Covid-19 setelah melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang melakukan perjalanan ke Indonesia.

Baca juga: Kemenkes dalami 10 spesimen untuk pengujian Covid-19

Baca juga: Achmad Yurianto, dokter militer yang ditunjuk jubir soal COVID-19

Baca juga: Kemkes lacak 50-an orang yang hadir di pesta dansa antisipasi COVID-19


WN Jepang tersebut dinyatakan positif Covid-19 setelah kembali ke Malaysia dan dari sana Kemenkes melakukan tracking (penjejakan) yang berujung kepada dua orang WNI tersebut.

Sampai saat ini, pihak berwenang terus melakukan pelacakan orang-orang yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif di kluster Amigos di Jakarta tersebut.

Amigos adalah nama lokasi tempat yang dikunjungi WNI positif Covid-19 dan WN Jepang saat berada di Jakarta.

"Kemungkinan masih akan ada lagi di kluster itu lebih dari 10 yang kita sudah lacak hari ini. Ini akan tetap kita lakukan mudah-mudahan mereka semua negatif agar supaya tidak terpikir sub-kluster lagi," kata Yuri.

Jika terjadi sub-kluster, kata dia, maka kasus pelacakan bisa menjadi beranak pinak.*

Baca juga: Pemerintah tambah 10 laboratorium pemeriksaan COVID-19

Baca juga: Kemenkes: Tegur bila orang yang batuk pilek tak pakai masker

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di RSPI tidak demam tak butuh selang oksigen

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2020