Batam (ANTARA News) - Sebanyak 30 persen penumpang pesawat Lion Air yang mendarat tanpa roda depan di Bandara Hang Nadim Batam stres hebat, tiga di antaranya dirawat di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam. "Tiga puluh persen penumpang stres, namun tidak ada yang cidera," kata Kepala Bandara Hang Nadim Batam Razali Abubakar saat konfrensi pers di Batam, Senin. Ia mengatakan penumpang stres akibat pesawat bernomor enerbangan JT 972 berputar di udara hingga sedikitnya delapan kali sebelum mendarat tanpa roda depan. Menurut dia, seluruh penumpang selamat karena tidak ada benturan keras yang membahayakan. Saat ini, selain tiga yang dirawat RSBK, penumpang lain dalam penanganan pihak Lion Air. Kapal terbang yang dikemudikan Kapten Anwar H itu membawa 162 penumpang dewasa dan anak-anak, serta enam kru pesawat. Pesawat Medan-Batam-Surabaya berputar di udara untuk menghabiskan bahan bakar sebelum mendarat darurat. Pengurangan bahan bakar itu bertujuan menghindari percikan api saat pesawat mendarat darurat. Sementara pesawat menghabiskan bahan bakar, pihak bandara mempersiapkan keamanan pendaratan darurat, termasuk pemadam kebakaran, mengantisipasi percikan api. "Alhamdulillah, semua bisa ditanggulangi sesuai prosedur. Tidak ada percikan api," kata Kepala Bandara. Menurut dia, kehandalan kapten pesawat membuat tidak ada percikan api, meski pesawat harus mendarat tanpa roda depan. Sementara itu, menanggapi berulangnya kecelakaan di Bandara Hang Nadim, ia mengatakan tidak akan mengubah citra bandar udara internasional itu. "Ini hanya incident bukan accident," katanya. Menurut dia, kecelakaan Lion Air tidak lebih parah ketimbang Adam Air yang terelincir beberapa waktu lalu. (*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009