New York (ANTARA) - Dolar AS menguat kembali terhadap sekeranjang mata uang lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), sehari setelah penurunan suku bunga darurat oleh Federal Reserve yang memukul mata uang AS itu ke tingkat terendah delapan minggu.

Bank sentral AS mengejutkan para investor dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin ke kisaran target 1,00 persen hingga 1,25 persen, dua minggu menjelang pertemuan kebijakan yang dijadwalkan secara berkala, dalam upaya untuk memerangi dampak ekonomi dari virus corona.

Baca juga: Dolar menukik setelah Fed pangkas suku bunga untuk perangi corona

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, berada 0,19 persen lebih tinggi pada 97,315. Indeks tergelincir ke level 96,926 pada Selasa (3/2/2020), level terlemah sejak 8 Januari.

"Dolar telah menemukan langkahnya setelah fase kinerja yang buruk terhadap euro dan beberapa mata uang utama lainnya," Jonathan Coughtrey, direktur pelaksana di Action Economics, mengatakan dalam sebuah catatan, seperti dikutip dari Reuters.

Data pada Rabu (4/3/2020) juga memberikan dorongan. Data penggajian (payroll) swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Februari, menunjuk pada kekuatan pasar tenaga kerja sebelum meningkatnya kekhawatiran resesi baru-baru ini yang dipicu oleh epidemi virus corona.

Peningkatan aktivitas sektor jasa-jasa AS ke level tertinggi satu tahun pada Februari juga menunjukkan kekuatan yang mendasari dalam perekonomian meskipun ada wabah virus corona.

Meski begitu, para analis ragu untuk menyatakan rebound besar bagi dolar.

"The Fed masih memiliki ruang lebih banyak untuk memotong suku bunga daripada bank sentral utama lainnya," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto. "Apa itu artinya secara fungsional adalah bahwa kerugian dolar sedikit lebih besar."

Baca juga: Fed pangkas suku bunga 50 basis poin di tengah kekhawatiran Covid-19

Pada Rabu (4/3/2020), euro yang telah menjadi salah satu mata uang yang menguat karena pelemahan dolar berbasis luas beberapa minggu terakhir, turun 0,28 persen pada 1,114 dolar.

"Dengan ECB akan memotong (suku bunga) segera, itu telah mengempiskan balon euro sedikit," Stephen Innes, kepala strategi pasar di penyedia layanan valas Australia AxiCorp, mengatakan, mengacu pada Bank Sentral Eropa.

Pasar uang di zona euro memberikan peluang 90 persen bahwa ECB akan memangkas suku bunga simpanannya, sekarang minus 0,50 persen, dengan 10 basis poin minggu depan.

Dolar Kanada juga melemah terhadap greenback pada Rabu (4/3/2020) setelah bank sentral Kanada, Bank of Canada, memangkas suku bunga acuan menjadi 1,25 persen dari 1,75 persen karena wabah virus corona dan mengatakan siap untuk memotong lagi jika diperlukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Sementara sterling menguat 0,44 persen terhadap dolar, karena Gubernur Bank of England (bank sentral Inggris) yang baru Andrew Bailey merugikan ekspektasi untuk penurunan suku bunga BoE dengan mengatakan bahwa segala tindakan untuk melawan pukulan ekonomi dari wabah virus corona akan lebih baik dilakukan bersamaan dengan pemerintah Inggris.

Baca juga: Fed pangkas suku bunga, harga emas berjangka melonjak 49,6 dolar AS

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2020