London (ANTARA News) - Tiga prajurit Inggris tewas dalam "ledakan musuh" Rabu di Afghanistan selatan, demikian diumumkan Kementerian Pertahanan Inggris (MoD). "Dengan sangat sedih Kementerian Pertahanan mengumumkan kematian tiga prajurit dari Batalyon Pasukan Penembak I," kata MoD dalam sebuah pernyataan, dengan menambahkan bahwa keluarga dekat mereka sudah diberi tahu mengenai hal itu.

Prajurit-prajurit itu tewas selama operasi pengawalan di distrik Gereshk di provinsi Helmand, tempat milisi Taliban mengobarkan pemberontakan.

Sebuah helikopter segera datang untuk membawa korban, namun prajurit-prajurit itu dinyatakan tewas oleh dokter militer.

Dengan kematian-kematian itu, jumlah prajurit Inggris yang tewas di Afghanistan menjadi 11 sepanjang tahun ini. Sejak invasi yang dipimpin AS ke Afghanistan pada akhir 2001, 148 prajurit Inggris tewas.

"Hari ini sangat menyedihkan bagi seluruh Satuan Tugas Helmand, khususnya Pasukan Penembak," kata Letkol Paula Rowe, jurubicara Satuan Tugas Helmand.

"Kami semua merasa kehilangan prajurit-prajurit berani ini, yang peranannya adalah membangun kemampuan Tentara Nasional Afghanistan," katanya, sebagaimana dilaporkan AFP.

Inggris menempatkan sekitar 8.300 prajurit di Afghanistan, sebagian besar dari mereka berada di Helmand, sebuah wilayah yang merupakan markas Taliban.

Jumlah prajurit itu menjadikan Inggris sebagai penyumbang pasukan terbesar kedua setelah AS untuk Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang memerangi Taliban di Afghanistan.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Puluhan ribu prajurit koalisi pimpinan AS dan pasukan ISAF pimpinan NATO berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Tahun lalu Taliban meningkatkan serangan-serangannya di Afghanistan. Hampir 1.500 warga sipil termasuk diantara lebih dari 4.000 orang yang tewas dalam konflik di Afghanistan sepanjang tahun itu.

Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO.

Belasan prajurit internasional tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini, sebagian besar akibat serangan-serangan gerilya, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban tewas di pihak pasukan asing di Afghanistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.  (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2009