Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengkritisi sejumlah iklan politik yang disampaikan parpol dengan mengunjungi pedagang sembako di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis.

Dalam kunjungan itu, Boni mengatakan, menurut sejumlah pedagang bahwa harga sembilan bahan pokok (sembako) telah naik jika dibandingkan dengan harga sembako dalam iklan politik parpol tertentu pada Januari 2009.

Dia mencontohkan, harga sembako pada 26 Februari di Pasar Rumput dan sejumlah pasar di Jakarta, yakni minyak goreng Rp9.000/kg, daging ayam Rp25.000/kg, tepung terigu Rp8.000/kg, dan kedelai Rp10.000/kg.

Sedangkan, dalam iklan politik Januari 2009 dikatakan bahwa harga minyak goreng telah turun dari Rp9.700, menjadi Rp8.200,/kg, daging ayam dari Rp24.000, menjadi Rp22.400,/kg, tepung terigu dari Rp7.700, menjadi Rp7.600,/kg, kedelai dari Rp8.250, jadi Rp7.900,/kg.

Kendati demikian, sejumlah pedagang di Pasar Rumput menuturkan ada sejumlah barang yang harganya turun dalam dua hari ini, seperti cabe merah dari Rp18.000, menjadi Rp11.000,/kg, tomat dari Rp8,000, menjadi Rp6.000,/kg.

Para pedagang berharap, pemerintah membantu menurunkan harga sembako, agar masyarakat mampu membeli kebutuhan sembako dan dagangannya cepat laku.

Sementara itu, Boni berharap, agar pengurus parpol dapat jeli menampilkan iklan politik secara jujur, sehingga masyarakat tidak merasa dibohongi.

Dia menegaskan, menjadi tugas LPI untuk ikut mendidik calon pemilih dan masyarakat agar dapat memilih parpol dan calon pemimpin yang dinilai jujur dan tidak ingkar janji.

Sebelumnya, Boni Hargens yang juga pengamat politk dari Universitas Indoensia (UI) mengungkapkan, banyak iklan kampanye partai politik di media massa yang tidak sesuai fakta, bahkan ada yang menyesatkan dan mengelabui publik."Iklan-iklan politik di media massa umumnya tidak sesuai fakta dan hanya berisi wacana-wacana," katanya.

Menurut dia, selain tidak sesuai fakta, wacana yang disampaikan sejumlah iklan juga kosong dan tidak mencerdaskan rakyat.

"Buruknya isi dan cara menyampaikan iklan politik menunjukkan bahwa penguasaan komunikasi politik dan komunikasi publik partai dengan masyarakat tidak dikelola secara baik," katanya. Namun, Boni menilai, iklan beberapa partai cukup berbobot.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009