Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu berharap perjanjian perdagangan bebas (FTA)ASEAN dengan India yang seharusnya ditandatangani tahun lalu bisa segera ditandangani.

"Kita harap India akan serius mempercepat keputusan tanggal (penandatanganan FTA) itu," kata Mendag di sela KTT ASEAN ke-14 di Hua Hin, Thailand, Sabtu.

Selain itu, Mendag juga berharap penundaan tidak akan berpengaruh terhadap jadwal implementasi perjanjian yang sudah disepakati.

"Kita tidak mau ujungnya diubah lah. Schedule penurunannya yang akan diubah diawal. Ini yang perlu India dan kita konfirmasi," ujarnya.

Perundingan FTA ASEAN-India dimulai dengan kesepakatan kerangka kerjasama dua pihak yang ditandatangani pada Oktober 2003. Penandatanganan FTA semula ditargetkan dapat dilakukan pada 2006, namun perundingan berjalan dengan sangat alot terkait CPO, kopi, lada hitam dan teh.

Proses perundingan akhirnya rampung pada akhir 2008, namun India meminta pengunduran pemberlakuan kesepakatan dan penandatanganannya.

Terkait CPO, India telah menyepakati penurunan tarif yang dilakukan secara bertahap hingga 2017 dari tarif patokan (bound tarif) yang sekitar 100-300 persen.

"Bound rate (untuk CPO) kalau tidak salah sekitar 100-300 persen. Padahal soya bean oil bound rate-nya 40 persen. Jadi, kita berhasil negosiasi sehingga pada akhirnya(pemberlakuan) tarif impor CPO dan turunannya ke Indoa turun di bawah 40 persen, sekitar 20 persen lah," jelas Mendag.
(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2009