Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan inflasi Februari 2009 sebesar 0,21 persen masih dalam kisaran normal.

"Kalau dilihat enam tahun terakhir, inflasi Februari rata-rata biasanya di atas 0,5 persen. Jadi, sebetulnya 0,21 persen ini dalam artian relatif terhadap harga-harga yang biasanya muncul secara periodis pada Februari itu masih jaun lebih rendah," kata Sri Mulyani di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.

Meski angka inflasi Februari 2009 masih dianggap normal, Menkeu mengatakan, pemerintah tetap waspada karena apabila inlasi itu berasal terutama dari komponen makanan maka akan mengurangi daya beli masyarakat.

"Kita lihat dari komponen makanan ada beberapa yang meningkat, terutama beras, karena berhubungan dengan musim tanam atau musim panennya belum tiba," ujarnya.

Menurut Sri Mulyani, efek babak kedua dari penurunan harga Bahan Bakar Minyak, terutama dampaknya terhadap tarif angkutan, masih sangat positif.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Februari 2009 sebesar 0,21 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 0,68 persen dan inflasi tahunan (YoY) sebesar 8,60 persen.

Dari 66 kota di Indonesia, sebanyak 53 kota mengalami inflasi, sementara 13 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Samarinda sebesar 1,63 persen dan terendah di Manokwari sebesar 0,02 persen.

Deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar 1,06 persen, terendah di Tangerang dan Banjarmasin sebesar 0,03 persen.

Menurut BPS, Inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan kenaikan indeks pada beberapa kelompok, seperti bahan makanan, makanan jadi, rokok, sandang, dan kesehatan.(*)

Pewarta: surya
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009