Jakarta (ANTARA News) - Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional pada Januari 2009 mencapai 98,30 atau mengalami penurunan sebesar 0,7 persen dari Desember 2008.

"Ada 12 provinsi yang dilaporkan mengalami penurunan dan dua provinsi cenderung stabil," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, dari 32 provinsi terdapat 18 provinsi yang NTP-nya tercatat mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi pada Januari terjadi di Kalimantan Tengah, yaitu sebesar 2,66 persen, hal tersebut terjadi karena indeks yang diterima naik 2,59 persen.

"Kenaikan tersebut didominasi oleh cabe rawit," ujar dia.

Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Jawa Tengah yang turun sebesar 4,32 persen disebabkan indeks yang diterima turun sebesar 4,16 persen. Sedangkan indeks yang dibayar naik sebesar 0,16 persen.

"Kalau yang ini didominasi komoditi padi dan jagung," katanya.

Pada Januari 2009 inflasi di daerah pedesaan di Indonesia mencapai 0,45 persen walaupun secara nasional terjadi deflasi.

Inflasi tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga di enam subkelompok, yaitu subkelompok bahan makan 0,59 persen, makan jadi 1,2 persen, perumahan 0,2 persen, sandang 0,96 persen, kesehatan 0,86 persen, serta pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,2 persen.

Sementara itu, ia mengatakan, untuk subkelompok transportasi dan komunikasi turun 3,07 persen yang diakibatkan oleh penurunan bahan bakar minyak.

Pada catatan BPS, Januari 2009 NTP Tanaman Pangan mencapai 94,39, NTP Petani Hortikultura mencapai 99,75, NTP Perkebunan Rakyat mencapai 100,6, NTP Peternakan mencapai 103,98, dan untuk NTP Nelayan menjadi 105,34. (*) 

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009