Singapura (ANTARA News) - Ekonomi Singapura kemungkinan dapat mengalami kontraksi hingga 10 persen tahun ini jika ekspor terus turun tajam, kata mantan perdana menteri Lee Kuan Yew, dalam keterangannya yang dipublikasikan Kamis.

"Jika ekspor jatuh sekitar 30 persen atau 40 persen dalam kuartal kedua, produk domestik bruto (PDB) akan turun 10 persen," kata Lee dalam sebuah forum finansial seperti dilaporkan AFP.

Ekspor Singapura turun 35 persen, rekor jumlah terbesar pada Januari dari setahun terdahulu.

Proyeksi resmi pemerintah untuk ekonomi yang bergantung pada perdagangan itu mengalami kontraksi antara 2,0 persen dan 5,0 persen tahun ini, setelah tumbuh 1,1 persen pada 2008.

Sebuah penurunan 10 persen pada PDB akan menjadi empat kali lebih buruk daripada 2001 ketika ekonomi turun 2,4 persen, tulis mantan perdana menteri itu pada sebuah foroum Rabu.

Lee, kini sebagai penasehat dalam kabinet anak laki-lakinya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong,  mengatakan Singapura akan "rebound" (berbalik naik) lebih cepat daripada negara-negara lainnya sewaktu AS dan ekonomi maju lainnya pulih.

"Ketika mereka pulih, kami akan naik kembali lebih cepat dari siapapun, karena tiga perempat kali PDB kami adalah di perdagangan luar negeri. Selanjutnya kami keluar dari situasi sulit," kata dia.

Singapura juga terletak di kawasan pertumbuhan Asia Timur, yang termasuk raksasa ekonomi China, kata dia.

"Tanpa memperhatikan segera naik dan turun, Asia Timur dirancang untuk tumbuh... Ini adalah sebuah lingkungan yang bagus untuk keberadaan Singapura."(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009