New York (ANTARA News) - Harga minyak meningkat Jumat waktu setempat, di tengah melemahnya dolar AS setelah berita PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran dan angka pengangguran di level tertinggi 25 tahun di Amerika Serikat, konsumen enrrgi terbesar dunia, kata para dealer.

Seperti dilaporkan AFP, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman April, meningkat 1,91 dolar AS menjadi ditutup pada 45,52 dolar AS per barel.

Dolar AS melemah menyusul data pemerintah yang menunjukkan angka pengangguran AS melonjak menjadi 8,1 persen pada Februari, tertinggi sejak Desember 1983, mendorong permintaan minyak mentah, yang dihargakan dalam mata uang AS.

Di London, minyak mentah jenis "Brent North Sea" untuk pengiriman April naik 1,21 dolar AS menjadi mantap pada 44,85 dolar AS per barel.

Harga juga mendapat dukungan dari kenaikan permintaan bahan bakar pemanas, yang telah menyentuh posisi terendah empat  tahun pada Kamis, menurut John Kilduff dari MF Global.

Pergerakan pasar bergantung pada pasar saham karena para investor mengabaikan data ketenagakerjaan AS yang tampak terbelakang, fokus pada kecenderungan mendatang.

Kontrak New York April diperdagangkan lebih tinggi empat persen daripada indikator-indikator Wall Street yang turun lebih dari satu persen.

"Disana sedikit kepercayaan diberikan terhadap penurunan produksi OPEC dan masih rendahnya tingkat utilasi penyulingan minyak," kata Kilduff.

Spekulasi pasar tentang penurunan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada pertemuan 15 Maret di Wina, juga memuncak.

OPEC, yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, akhir tahun lalu  memangkas produksinya 4,2 juta barel per hari dalam upaya mencegah penurunan harga lebih lanjut dan melindungi pendapatan negara anggota.

Harga sekitar 40 dolar AS per barel akan mengganjal investasi infrastruktur minyak dan tidak akan memberikan manfaat jangka panjang kepada ekonomi dunia, OPEC memperingatkan Jumat.

"Kami semua ingin melihat ekonomi global kembali pada pijakannya, kalau mungkin secepatnya,"  kata Ketua OPEC Abdalla Salem El-Badri dalam sebuah pernyataannya.

Tetapi, "harga minyak perlu pada level yang membantu pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, melalui dukungan investasi industri energi jangka panjang di seluruh dunia. Harga minyak mentah rendah berarti akan mengurangi investasi," kata dia.(*)


Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009