Makassar (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta, Sriwijaya Air membuka rute penerbangan baru dari Makassar menuju daerah tujuan potensial di Indonesia timur.

District Manager Sriwijaya Air Makassar Ismihadi di Makassar, Senin, pihaknya memiliki 20 armada yang melayani empat kota besar di Indonesia timur yakni Kendari, Gorontalo, Palu, dan Ambon dengan menempatkan Bandara Sultan Hasanuddin sebagai pusat penerbangan (flight hub).

"Sejak bandara Sultan Hasanuddin dirampungkan, lalu lintas penerbangan di Indonesia timur semakin padat," katanya.

Karena itu, pihaknya menyiapkan pesawat Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400 untuk melayani rute penerbangan Ternate dan Sorong yang memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 125-167.

Armada itu akan dimanfaatkan untuk mendukung pelayanan penerbangan baru yakni Makassar-Ternate dan Makassar-Sorong yang dibuka pada April 2009. Penerbangan itu akan dioperasikan mulai pagi hingga siang hari.

"Pembukaan rute baru itu telah menjadi komitmen kami dari awal," kata Ismihadi.

Dia menjelaskan penambahan rute penerbangan ke daerah tujuan Ternate dan Sorong dilakukan karena semakin besarnya kebutuhan masyarakat di Indonesia timur untuk menggunakan layanan penerbangan. Frekuensi penerbangan di Indonesia timur saat ini mencapai delapan flight per hari.

Menurut dia, Sriwijaya air juga akan menjadikan Makassar sebagai pusat penerbangan penting di wilayah barat. Manajemen Sriwijaya Air juga berencana membuka rute penerbangan Makassar - Menado dan Makassar - Yogyakarta sehingga akan ada empat rute baru yang melakukan penerbangan dari Makassar dalam tahun ini.

"Pembangunan di Indonesia timur sangat pesat sehingga pelayanan penerbangan harus ditingkatkan dengan terus melakukan penambanhan rute penerbangan. Kami melihat masih banyak kota potensial yang belum digarap maskapai penerbangan," katanya.

Ismihadi menjelaskan keputusan Sriwijaya Air menggarap Indonesia timur tidak lepas dari "load factor" yang mencapai 90 persen di Sulawesi dan 80 persen di Ambon selama 2008.

"Load factor" tersebut lebih tinggi dibandingkan penerbangan ke Jakarta dan Surabaya yang berkisar 85 persen. Pada 2009 load factor di Indonesia timur akan mencapai di atas 90 persen karena semakin banyak rute penerbangan dibuka.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009