New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah di New York melambung ke posisi tertinggi dua bulan pada Senin waktu setempat, menyusul turunnya stok minyak mentah AS, di tengah ekspektasi OPEC akan memutuskan menurunkan produksinya lagi pada pekan ini, kata para pedagang.

Seperti dilaporkan AFP, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman April, berakhir 1,55 dolar AS lebih tinggi daripada penutupan Jumat, pada 47,07 dolar AS per barel.

Pada awal perdagangan kontrak telah melompat ke posisi puncak dalam dua bulan pada 48,83 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah jenis "Brent North Sea" untuk penyerahan April berkurang 72 sen menjadi mantap pada 44,13 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange.

Para analis mengatakan harga menyimpang karena minyak mentah New York mendapat dukungan dari penurunan stok baru-baru ini di Cushing, Oklahoma, yang merupakan poin pengiriman untuk perdagangan minyak di New York Mercantile Exchange (NYMEX).

"Pasar memberikan respek terhadap OPEC dan menghargakan penurunan produksinya lagi," kata Phil Flynn dari Alaron Trading. "Tetapi, setelah itu kami masih perlu mempertimbangkan permintaan pada level yang akan mulai menghabiskan pasokan."

Kartel OPEC, yang memproduksi 40 persen minyak mentah dunia, akan menyelenggarakan pertemuan pada Minggu untuk membicarakan masalah produksi.

Sebuah keputusan untuk mengurangi produksi minyak OPEC adalah sebuah kemungkinan  dalam pertemuan di Wina tersebut, duta Libya untuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan Senin.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa kami sedang menuju untuk memangkas produksi, tapi saya tidak akan meniadakan itu. Semua opsi terbuka," kata  Shukri Ghanem kepada AFP melaluo telepon.

"Kami akan mengevaluasi situasi  stok (minyak mentah) dunia, pergerakan harga, interpretasi perbedaan negara-negara .... dan kemudian kami akan mengambil sebuah keputusan. Tetapi kami belum memiliki sebuah keputusan  pada waktu ini."

OPEC memangkas produksinya pada akhir tahun lalu sebanyak 4,2 juta barel per hari, dalam upaya mengatasi penurunan harga dan melindungi pendapatan.

Harga minyak turun dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS yang tercapai pada Juli 2008, karena pelambatan tajam ekonomi dunia yang dipicu oleh  krisis keuangan global, telah  mengganggu permintaan.

Nimit Khamar, seorang analis  perusahaan pialang Inggris Sucden Financial, mengatakan berlanjutnya kekhawatiran tentang krisis -- dan pengaruhnya terhadap permintaan energi -- terus  mengganggu pasar minyak jelang pertemuan OPEC.

"Harga minyak mentah kemungkinan didikte oleh kegaduhan pemangkasan produksi lagi dari negara-negara OPEC pekan ini, jelang  pertemuan pada akhir pekan,  yang dapat mendorong harga minyak melewati 50 dolar AS per barel," kata dia.

Pada waktu yang sama, "kegelisahan tentang sektor keuangan dan kekhawatiran terhadap ekonomi global .... menekan harga minyak di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan," kata Khamar.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009