Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR Nabil Haroen meminta kepada pemerintah untuk juga mewaspadai peningkatan kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di tengah kesibukan mengurusi virus corona atau COVID-19.

"Data terakhir, lebih dari 16 ribu kasus dari Januari hingga Maret 2020 dengan jumlah korban meninggal sekitar 100 pasien," kata Nabil melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan kasus DBD yang tertinggi terjadi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, dengan jumlah kasus hingga Selasa (10/3) mencapai 1.195 kasus dengan korban meninggal 14 orang.

Baca juga: Kasus DBD di Temanggung meningkat tajam
Baca juga: Bupati : Drainase yang buruk penyebab dbd di Sikka


Nabil menilai kasus DBD yang semakin banyak disebabkan program berkelanjutan dan prasarana obat-obatan untuk menangani pasien yang kurang.

"Tidak perlu panik atau histeris. Persiapan yang tepat sasaran dan memantau informasi terkini yang benar merupakan cara terbaik untuk menghindari bencana dalam skala yang lebih besar," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengatakan salah satu penyebab utama DBD yang tinggi di wilayahnya adalah genangan air yang banyak akibat drainase yang buruk.

"Jadi salah satu penyebab tingginya demam berdarah di kabupaten ini adalah drainase yang buruk," katanya.

Fransiskus mengatakan terdapat kurang lebih sembilan genangan air di Kabupaten Sikka, karena drainase yang buruk. Genangan-genangan tersebut kemudian menjadi sarang nyamuk dan mengakibatkan peningkatan kasus DBD di 21 kecamatan di kabupaten itu. 

Baca juga: 37 orang meninggal akibat DBD di NTT
Baca juga: Kena DBD, empat anak meninggal di Kota Bogor
Baca juga: Kemenkes catat 100 kematian akibat DBD sampai awal Maret 2020

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2020