Jakarta (ANTARA) - Calon presiden (Capres) dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto tidak terlalu bereaksi atas isi buku "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" yang ditulis mantan Danjen Kopassus Sintong Panjaitan, namun ia menyatakan akan mempertimbangkan untuk menulis buku serupa.

"Saya belum membaca (buku tersebut)," kata Prabowo di Jakarta usai peluncuran bukunya berjudul "Membangun Kembali Indonesia Raya".

Menurut Prabowo, buku "Membangun Kembali Indonesia Raya" yang diluncurkan ini semata-mata merupakan publikasi visi dan misinya sebagai calon presiden, tanpa menguraikan masa lalunya dalam hubungan dengan dengan Sintong Panjaitan.

Peluncuran buku tersebut dihadiri berbagai kalangan, termasuk sejumlah rektor perguruan tinggi. Dalam pemaparannya, Prabowo lebih menyoroti persoalan sistem ekonomi dan politik ekonomi yang diterapkan di Indonesia.

Di forum ini, Prabowo lebih banyak menguraikan sisi ilmiah dan aktual perekonomian. Dia tidak menyinggung polemiknya dengan Sintong Panjaitan. Grafik dan statistik ekonomi yang ditampilkan kemudian diulas.

Terkait buku yang ditulis Sintong Panjaitan, Prabowo yang juga pernah menjabat Danjen Kopassus mengemukakan bahwa di alam demokrasi, setiap orang memiliki kebebasan untuk menerbitkan buku dan menyampaikan perbedaan pendapat. Namun perbedaan pendapat itu sebaiknya jangan sampai mencemarkan nama baik orang lain.

Dalam kaitan ini, Prabowo mengemukakan mungkin saja di masa lalu ia memiliki  perbedaan pendapat, persepsi dan pemahaman dengan Sintong. Tetapi Prabowo menganggap, Sintong tetap seorang patriot.

Prabowo mengemukakan, ia tetap ingin menjaga hubungan baik dengan siapa pun untuk mencari titik temu dan persamaan. Dalam kaitan ini, Prabowo menyatakaan punya kesamaan dengan Sintong, yaitu kecintaan kepada bangsa dan Tanah Air.

Prabowo menilai, Sintong Panjaitan juga seorang prajurit TNI yang banyak berjasa kepada bangsa dan negara. Ia tetap memberi hormat walaupun dalam hubungannya dengan Sintong ada perbedaan pandangan, persepsi dan pemahaman.

Prabowo menyadari bahwa akhir-akhir ini ada upaya untuk memojokkan dirinya terkait masa lalu. "Saya tetap berprinsip `sing becik kethithik, sing olo ketoro` (yang baik akan terbukti, yang jelek akan terlihat). Itu falsafah nenek moyang kita," katanya.

Prabowo menyatakan kesalahannya di masa lalu sudah dipertanggungjawabkan di hadapan Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Karena itu, tidak relevan kesalahan masa lalu diungkit lagi karena sudah dipertanggungjawabkan.

Ditegaskannya bahwa ia juga tidak ingin melibatkan diri dalam kontroversi atau polemik mengenai isu buku yang ditulis Sintong Panjaitan. Namun demikian, pihaknya mempertimbangkan untuk menulis buku mengenai perjalanan karirnya di militer.

Akan tetapi, sambungnya, buku yang akan ditulisnya itu bukan untuk membantah isi buku yang ditulis Sintong meski diakuinya untuk mengungkap sejarah berdasarkan pandangan dan posisinya waktu itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009