Banjarmasin (ANTARA News) - Biogas yang bisa dihasilkan dari limbah rumuh potong hewan (RPH) Banjarmasin sampai saat ini tak ada yang memanfaatkan, sehingga sepertinya terbuang percuma, ungkap Kepala Dinas Pertanian Kota Banjarmasin, Preyo Eko. "Limbah RPH Banjarmasin dari penyembelihan sapi potong berupa kotoran cair yang sudah dipermentasi setahunnya tidak kurang dari 70 truk atau 350 meter kubik selama ini belum ada yang memanfaatkan biogasnya, baik sebagai tenaga energi maupun keperluan lain," ungkapnya menjawab ANTARA Banjarmasin, Minggu. Ia menerangkan, limbah RPH Banjarmasin yang juga potensial untuk pembuatan biogas tersebut, selama ini pemanfaatannya cuma sebagai bahan pupuk kandang atau organik. "Pasalnya belum ada karyawan kami yang ada kesempatan dan punya keahlian dalam memanfaatkan limbah RPH tersebut menjadi boigas sebagai altenatif energi yang juga diperlukan dalam kehidupan rumah tangga," lanjutnya disela-sela pemantauan Tim Pemantau Adipura 2008/2009 pada Pantau Dua (P2) terhadap Taman Maskot/Taman Kota Banjarmasin. Ia menawarkan kerja sama dengan investor yang berminat untuk mengolah biogas dari limbah RPH Banjarmasin, sehingga mendatangkan nilai tambah bagi daerah dan masyarakat setempat. "Bagi siapa yang mau berkerjasama untuk memanfaatkan limbah RPH Banjarmasin menjadi biogas, bagi kami silakan, sehingga limbah RPH yang cukup potensial tersebut bisa termanfaatkan secara maksimal dalam menunjang kemajuan pembangunan di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel)," tandasnya. Mengenai pemanfaatkan limbah RPH Banjarmasin untuk sebagai bahan pupuk organik, dia menyatakan, hal tersebut selama ini terpaksa masih menggunakan sistem "order" (pesanan). "Bila tanpa order, kemungkinan tak kebagian untuk memanfatakan limbah RPH Banjarmasin, karena peminatnya juga cukup banyak," demikian Preyo.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009