Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengungkapkan, hingga kini pihaknya bersama Polri masih memburu pelaku penyerangan patroli gabungan TNI/Polri di Puncak Jaya, Papua, Sabtu (14/3) hingga menyebabkan satu anggota TNI meninggal dunia. Ditemui usai menerima Penghargaan Bintang Yudha Dharma Utama, di Jakarta, Senin, ia mengatakan, pihaknya juga akan mendeteksi motif dari aksi penyerangan tersebut. "Langkah-langkah koordinasi dengan Polri untuk mencari, menemukan dan menindak pelaku terus dilakukan, termasuk untuk mendeteksi motif yang melatarbelakangi aksi tersebut," katanya. Yang jelas, tambah Panglima TNI, aksi penyerangan tersebut mengindikasikan adanya peningkatan eskalasi di lapangan yang harus diwaspadai semua pihak baik TNI maupun Polri. Terkait itu, pihaknya akan memperkuat pos-pos pengamanan TNI terutama di daerah-daerah rawan di Papua. "Semua wilayah kita anggap rawan, terutama yang ada pos TNI," kata Djoko. Ia mengemukakan, penambahan personel itu dilakukan dari Kodam XVII/Trikora. "Saya belum menganggap perlu ada penambahan pasukan dari luar, cukup dari kodam setempat," katanya. Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengingatkan semua pihak yang berniat mengacaukan stabilitas keamanan terutama menjelang, selama dan setelah Pemilu 2009, untuk berhati-hati. "Siapa pun yang berada di belakang aksi tersebut, dengan motifnya, hendaknya jangan lagi main-main, karena TNI/polri telah dilatih untuk menghadapi berbagai situasi," ujarnya. Ia mengatakan, TNI/Polri tentu dapat melaksanakan tugasnya secara terukur dan tepat dan tidak tanpa melebihi kewenangannya, termasuk dalam menghadapi aksi-aksi para pengacau. "Kecuali dalam kondisi tertentu dimana TNI/Polri dapat menggunakan kekerasannya yang disahkan," katanya.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009