Jayapura (ANTARA News) - Hujan deras mengguyur Kota Jayapura dan sekitarnya sejak Senin (16/3) malam hingga Selasa, menyebabkan begitu banyak atribut partai politik (Parpol) peserta Pemilu legislatif dan sejumlah baliho calon legislatif (Caleg) yang terpajang di berbagai jalur jalan raya, lorong-lorong kampung dan tempat-tempat strategis lainnya berjatuhan.

Dari Jayapura, Selasa, ANTARA melaporkan, hujan yang deras mengguyur Kota Jayapura selain menyebabkan banjir akibat luapan air dari berbagai selokan, juga menumbangkan baliho Caleg dan bendera-bendera Parpol yang terpajang selama masa kampanye Pemilu legislatif.

Banyak bendera yang berjatuhan itu akibat hempasan hujan dan angin kencang. Bendera-bendera Parpol terimbun lumpur dan dedaunan pohon yang berguguran di berbagai ruas jalan dan lorong-lorong dalam wilayah Kota Madya Jayapura.

Hingga Pkl.05.00 WIT dini hari, tampak beberapa atribut Parpol terbawa banjir yang meluap hingga ke jalan raya dan perkampungan yang terletak di daerah yang rendah.

Tampak pula, banyak keluarga yang rumahnya terkena banjir terpaksa harus bekerja ekstra keras untuk membendung banjir yang terus-menerus mengalir memasuki pekarangan rumah. Mereka membendung luapan banjir dengan menggunakan tumpukan pasir yang terisi di dalam karung plastik bekas.

Berbagai atribut Parpol yang berjatuhan, baik bendera partai maupun spanduk belum diambil oleh pengurus atau aktivis parpol bersangkutan. Semua atribut Parpol itu masih tergeletak di tanah dan rerumputan.

Tampak pula tumpukan sampah berserakan di sepanjang jalan terutama di kawasan Kotaraja dan Abepura akibat luapan air dari berbagai selokan yang sempit.

Banyak drainase sudan rusak dan tertumpuk sampah bercampur lumpur tebal.

"Kita harapkan para pengurus dan aktivis Parpol segera mengambil atribut partai yang berserakan di tanah akibat hempasan hujan disertai angin kencang sepanjang malam," kata salah seorang warga, Ananias Kaleb.

Dia menyayangkan sikap Pemerintah Kota Jayapura yang terkesan kurang peduli pada persoalan tata kota sehingga begitu banyak drainase rusak dan berbagai selokan tertimbun sampah dan lumpur tebal yang berakibat lanjut terjadi banjir yang meluap sampai menggenangi rumah-rumah penduduk.

"Rakyat hanya mendengar informasi bahwa Papua mendapatkan dana Otonomi Khusus triliunan rupiah untuk membangun infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi rakyat namun setiap datang hujan deras, Kota Jayapura tertimbun lumpur dan sampah akibat kerusakan drainase," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009