Brisbane (ANTARA News) - Aksi pembobolan tabungan nasabah Bank ANZ melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM)-nya yang ada di pusat kota Melbourne dengan menggunakan modus operandi perangkat "skimming" telah menimbulkan kekhawatiran mahasiswa Indonesia di kota kedua terbesar Australia itu.

Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA), Mohamad Fahmi, dihubungi dari Brisbane Rabu mengatakan, pihaknya khawatir nasib para korban, termasuk mahasiswa Indonesia, karena pusat kota Melbourne termasuk daerah kantong mahasiswa Indonesia.

"Namun sejauh ini saya belum menerima laporan tentang adanya pelajar atau mahasiswa kita yang ikut menjadi korban aksi kejahatan," kata kandidat doktor Universitas La Trobe Melbourne ini.

Untuk meminimalisir risiko terkena aksi pembobolan tabungan lewat ATM ini, Mohamad Fahmi meminta para pelajar dan mahasiswa Indonesia agar meningkatkan kewaspadaan mereka saat menarik uang dari ATM.

"Sebaiknya mengambil uang di mesin ATM yang ada di dalam gedung milik bank. Jangan mengambil uang di ATM yang berada di luar gedung bank," katanya.

Berkaitan dengan aksi kejahatan ini, kepolisian negara bagian Victoria dalam pernyataan persnya memperkirakan total nilai kerugian nasabah Bank ANZ mencapai lebih dari setengah juta dolar Australia.

Disebutkan, tim penyelidik kasus ini menduga keras para pelaku menggunakan perangkat "skimming" untuk membobol tabungan nasabah yang mengambil uang dengan kartu debet di ATM Bank ANZ yang berada di pojok jalan Collins dan Elizabeth pusat kota Melbourne dalam dua bulan terakhir.

"Skimming" adalah cara pelaku menangkap nomor rekening tabungan dan nomor rahasia (PIN) ATM di kotak ATM dengan menggunakan apa yang disebut "reader sekunder".

Sejak aksi kejahatan ini mendapat sorotan media massa Australia Selasa (24/3), polisi Victoria menduga adanya keterlibatan sindikat internasional dan tim penyidik memfokuskan investigasi mereka pada dua orang pemuda yang sosoknya sempat terekam kamera survelensi di salah satu lokasi ATM di Melbourne.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009