Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mendorong agar KTT G-20 di London pada 1-2 April mendatang menghasilkan suatu keputusan nyata yang tidak mengorbankan kepentingan negara-negara berkembang.

Hal itu dikemukakan oleh Deputi Kerjasama Internasional Menko Perekonomian Mahendra Siregar di Kantor Kepresidenan Jakarta, Jumat, menjelang keberangkatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke London pekan depan.

"(Indonesia mendorong agar) Kesepakatan G-20 harus ditindaklanjuti dalam berbagai forum. Harus ada keputusan nyata dan konkret, untuk mencari solusi krisis tidak dengan mengorbankan kepentingan negara-negara berkembang," katanya.

Menurut dia, dengan kondisi keuangan global saat ini, pertemuan London harus mampu memberikan kepercayaan baru kepada semua pemangku kepentingan bahwa pemimpin dunia mampu memberikan solusi.

"Terutama karena forum dan format lain, G8 dan G7 misalnya, tidak sanggup. Tantangan sudah demikian besar, sudah banyak negara baru yang memainkan peran besar. G20 tepat, karena merepresentasikan 80 persen ekonomi global dan populasi," katanya.

Ia menyebutkan bahwa proyeksi terakhir pertumbuhan global yang sedang disiapkan diprediksi ada dalam kisaran negatif 0,5-1,5.

"Ini yang dikatakan pertama kali terjadi sejak PD II, terjadi penyusutan ekonomi global," katanya.

Disebutkan bahwa ada tiga hal yang akan disepakati oleh para pemimpin negara di KTT G-20 mendatang yaitu pertama, kesepakatan untuk melakukan koordinasi kebijakan makro global dengan usulan peningkatan belanja pemerintah.

"Tapi, ini harus ada ada angka konkret karena bagi negara-negara berkembang masalahnya bukan mau atau tidak mau untuk ekspansi fiskal, tapi bagaimana pembiayaannya," ujarnya.

Kedua adalah penyelesaian aset bermasalah dan utang swasta.

"Kalau mau menyelesaikan pertumbuhan, harus juga diselesaikan masalah kredit dan kepercayaan di pasar keuangan," katanya.

Sedangkan yang ketiga adalah integritas pasar dan regulasi. "Kesalahan di masa lalu harus diperbaiki. Kepercayaan yang tergerus tidak bisa pulih, jika tidak ada upaya perbaikan. Transparansi, akuntabilitas, harus dipulihkan," katanya.

Presiden Yudhoyono dijadwalkan mengikuti KTT G-20 di London, 1-2 April 2009 guna menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di kawasan. Selain Presiden Yudhoyono, turut diundang menghadiri pertemuan itu adalah PM Thailand Abhisit Vejjajiva selaku ketua bergilir ASEAN dan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009