Peringatan itu menyusul rangkaian tuduhan bahwa pesawat AS meningkatkan aktivitasnya di wilayah timur laut Korea di mana Korut sedang bersiap meluncurkan roket.
Korut mengumumkan akan meluncurkan satu satelit komunikasi antara 4-8 April, sementara AS, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang menyebutnya sebagai kedok bagi ujicoba satu rudal balistik jarak jauh.
Hari ini Stasiun Radio Sentral Korut mengecam tindakan AS yang menggunakan pesawat mata-mata untuk memantau persiapan peluncuran itu.
"Seandainya pesawat mata-mata AS berani memasuki wilayah udara kami guna memantau persiapan-persiapan bagi peluncuran satelit untuk tujuan-tujuan damai, pasukan revolusioner kami akan menembak jatuh mereka tanpa ampun," katanya.
Korut secara reguler menuduh AS dan Korsel menerbangkan pesawat mata-mata.
Kantor berita resmi Korut KCNA ( Korean Central News Agency), Selasa, memberitakan bahwa pesawat-pesawat Korsel telah melakukan kegiatan spionase yang "intensif" terhadap sasaran-sasaran strategis setiap hari dari tanggal 9 sampai 20 Maret.
KCNA mengatakan sebuah pesawat AS RC-35 melakukan penerbangan ulang alik antara pangkalan rudalnya Musudan-ri dan pelabuhan utara Wonsan pada 13, 17 dan 22 Maret.
"Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan DPRK (Korut) dan provokasi militer yang berbahaya," kata KCNA sambil mengancam bahwa pesawat mata-mata AS itu berada dalam jangkauan serangan balik Korut. (*)
Pewarta: imung
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009