Washington (ANTARA News/AFP) - Korea Utara (Korut) telah mulai mengisi bahan bakar roket sebelum peluncuran satelit yang direncanakan dan diduga dilakukan secepatnya akhir pekan ini, demikian laporan televisi CNN mengutip pejabat militer AS yang tak disebutkan jatidirinya di Washington, Rabu.

Pengisian bahan bakar akan mengkonfirmasi rezim itu memasuki persiapan akhir bagi peluncuran roket yang telah diumumkannya dilakukan antara 4 dan 8 April.

Namun seorang pejabat pertahanan yang tak ingin disebutkan jatidirinya, Rabu petang (Kamis pagi WIB), mengatakan belum ada tanda yang jelas bahwa pengisian bahan bakar telah dimulai.

Korut telah menyatakan akan meluncurkan satelit komunikasi melintasi wilayah udara beberapa bagian Jepang utara, tapi Amerika Serikat dan sekutunya di Asia mencurigai peluncuran itu adalah kedok bagi uji-coba rudal balistik jarak jauh yang --secara teori-- dapat menjangkau Alaska.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, selama kunjungan ke ibukota Jepang, Tokyo, memperingatkan peluncuran sateli Korut akan memiliki konsekuensi di Dewan Keamanan PBB dan mengatakan, "Itu contoh provokasi yang tak menguntungkan oleh pemerintah Korea Utara".

Pyongyang dalam pernyataan yang disiarkan radio pemerintah, Rabu, mengancam akan menembak jatuh setiap pesawat mata-mata AS jika ada yang melanggar wilayah udaranya guna memantau peluncuran yang pasti terjadi itu.

Gambar satelit komersial baru-baru ini menunjukkan persiapan bagi pelaksanaan peluncuran, dengan pemindahan kain terpal yang telah menutupi bagian ujung roket, kata beberapa ahli senjata.

Korut telah mengumumkan benda yang berbentuk ujung roket menunjukkan itu adalah satelit, dan bukan hulu ledak, kata dua pengulas senjata.

Hulu-ledak memerlukan bentuk yang agak sempit, yang menyerupai pensil tajam, yang memungkinkannya bertahan saat masuk kembali ke atmosfir Bumi, kata analis senior pertahanan di Rand Corporation, yang berpusat di Los Angelesm, Bruce Benntet .

"Hulu-ledak takkan berbentuk bulat," katanya.

Satelit memiliki rancangan yang lebih sederhana dan "ujung yang relatif tumpul" karena benda itu menuju antariksa, katanya.

Gambar komersial paling akhir menunjukkan "itu tak mirip kendaraan pengantar hulu-ledak kembali memasuki atmosfir," kata David Albright dari Institute for Science and International Security yang berpusat di Washington. (*)

Pewarta: imung
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009