Jakarta (ANTARA) - Jauh sebelum perhatian kita teralih pada layar ponsel, komputer dan televisi, waktu luang terasa menyenangkan saat dihabiskan bersama teman.

Tak ada salahnya menghidupkan lagi permainan tradisional yang bisa dilakukan di dalam rumah, terutama ketika sebagian masyarakat sedang melakukan pembatasan sosial.

Anda bisa melakukannya bersama anggota keluarga, atau mengenalkan pada buah hati yang lebih familier dengan permainan digital.

Baca juga: Anak-anak Hongaria belajar membatik dan bermain congklak

Baca juga: Main congklak digital di Galeri Indonesia Kaya
Congklak (Shutterstock)


Congklak
Permainan tradisional ini bisa dilakukan oleh dua orang yang saling berhadapan di depan papan berlubang. Total ada 16 lubang. Setiap pemain menghadapi tujuh lubang kecil dan satu lubang besar di setiap sisi.

Congklak biasanya memakai kerang kecil sebagai biji, tapi Anda bisa mengakalinya dengan biji atau batu-batu kecil.

Setiap lubang diisi dengan tujuh kerang, pemain bisa memilih lubang yang akan diambil, lalu meninggalkan satu kerang di setiap lubang berlawanan dengan arah jarum jam.

Permainan dinyatakan selesai bila semua kerang sudah berada di lubang besar pemain. Siapa yang punya kerang paling banyak adalah pemenang.

Congklak butuh strategi dan kemampuan untuk berhitung, bagaimana pemain bisa mengatur agar ia mendapat sebanyak mungkin kerang.
Bola bekel
Bola bekel (Shutterstock)


Permainan ini membutuhkan bola karet yang membal dan biji-biji bekel dari kuningan dengan bentuk menyerupai kursi santai.

Dengan satu tangan, bola harus dilempar hingga membal sekali, lalu biji bekel disebarkan di lantai.

Pemain kemudian harus melempar bola sambil mengambil tiap biji. Di level berikutnya, pemain harus mengambil lebih banyak biji dalam setiap lemparan bola. Setelah itu, pemain harus melempar bola lalu membalikkan biji bekel agar sisi Pit di atas, lalu membalikkan agar sisi Roh di atas.

Baca juga: Kelereng menginspirasi game "Tales of Marble"

Baca juga: Balap kelereng lomba andalan Desta


Gagal mengambil atau membalikkan biji bekel membuat pemain kalah dan harus memberikan giliran pada pemain lain. Orang yang menyelesaikan semua level tanpa kesalahan keluar jadi pemenang.

Butuh konsentrasi dan ketangkasan dalam bermain bekel. Bola bekel yang melambung terlalu tinggi akan sulit ditangkap. Pemain pun harus memperhatikan angle bola saat melempar agar tidak jatuh pada biji-biji bekel.
Gundu
Gundu (Shutterstock)


Seperti namanya, permainan ini membutuhkan gundu atau kelereng warna-warni. Dulu, permainan gundu biasanya dilakukan di tanah terbuka. Tapi sekarang Anda bisa memainkannya di dalam rumah. Gundu bisa dimainkan oleh banyak orang.

Buatlah lingkaran kecil di lantai, setiap pemain menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran. Setelah itu, lempar gundu lain ke arah lingkaran. Mereka yang berhasil melempar paling jauh bisa bermain pertama kali.

Pemain bisa menyentil kelereng di dalam lingkaran dengan kelereng lain. Bila berhasil menabrak gundu yang dituju, maka gundu itu boleh disimpan.

Siapa yang bisa mengumpulkan lebih banyak kelereng jatuh sebagai pemenang.

Baca juga: TNI ajak anak-anak perbatasan pertahankan permainan tradisional

Baca juga: BPIP tumbuhkan kesadaran nilai Pancasila melalui permainan tradisional

Baca juga: Sosialisasi permainan tradisional upaya alihkan ketergantungan gawai

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2020