New York/Washington (ANTARA) - Amerika Serikat, Kamis (19/3), memperingatkan warga negaranya untuk pulang ke Tanah Air atau mereka terpaksa harus tinggal di luar negeri sampai waktu yang belum ditentukan, saat jumlah kematian akibat COVID-19 di negara itu mencapai 200.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada warga negaranya bahwa jika mereka sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, "rencana perjalanan Anda kemungkinan akan terganggu parah, dan Anda kemungkinan terpaksa tetap berada di luar Amerika Serikat untuk waktu yang belum ditentukan."

Pada saat yang sama, pemerintah Trump tidak menutup kemungkinan akan menghentikan sementara seluruh penerbangan AS.

"Semua kemungkinan itu dibahas," kata Deborah Birx, koordinator Gedung Putih untuk gugus tugas penanganan virus corona, kepada Fox News Channel.

Sementara pihak berwenang telah meningkatkan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona baru itu, Washington kemungkinan akan mengumumkan larangan perlintasan di perbatasan AS-Meksiko, paling cepat Jumat, kata dua pejabat yang mendapat pemaparan soal rencana itu.

Penyakit pernapasan yang menyebar dengan cepat itu telah memukul sebagian besar sendi kehidupan Amerika: menutup sekolah dan usaha, memaksa jutaan orang bekerja dari rumah dan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Selain itu, pembatasan ketat perjalanan juga diterapkan.

Sementara itu, fraksi Republik di Senat mengungkapkan rencana penyediaan rangsangan ekonomi senilai 1 triliun dolar AS (sekitar Rp16 kuadriliun) untuk memberikan dana secara langsung bagi para pengusaha dan masyarakat Amerika.

Sumber: Reuters

Baca juga: Brazil larang masuk warga asing, kecuali Amerika, karena wabah corona
Baca juga: Los Angeles minta pertokoan tutup, penduduk tetap di rumah
Baca juga: AS alami 10.491 kasus corona, 150 meninggal

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Azis Kurmala
COPYRIGHT © ANTARA 2020