Surabaya (ANTARA News) - Pebulu tangkis yang dipanggil PB PBSI masuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Pratama, akan digembleng secara khusus di Akademi Militer (Akmil), Magelang, sebelum menjalani program latihan di Cipayung, Jakarta.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal PB PBSI, Yacob Rusdianto, kepada wartawan di sela-sela menghadiri Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Surabaya, Sabtu.

Pemanggilan pemain-pemain lapis kedua Pelatnas itu rencananya dilakukan pada tranggal 13 April 2009. Mereka yang dipanggil adalah yang lolos seleksi nasional di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kami akan memanggil sekitar 30 hingga 40 pemain dari berbagai daerah yang lolos seleknas. Mereka sudah menjalani tes kemampuan, kesehatan dan psikologi," katanya.

Ia menegaskan seleknas dilakukan secara "fair play" tanpa ada unsur titipan dari daerah atau klub. Pemain yang dipanggil masuk pelatnas adalah yang benar-benar berkualitas dan memenuhi persyaratan.

"Kami jamin tidak ada pemain-pemain titipan. Kalau pemain itu memang kualitasnya bagus, lolos tes kesehatan dan psikologi serta menempati peringkat teratas saat seleknas, dia pasti dipanggil," tegasnya.

Yacob Rusdianto mengatakan rencana menggembleng para pemain pratama dalam program latihan khusus di Akmil Magelang, merupakan gagasan dan program yang dicanangkan Ketua Umum PB PBSI yang juga Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso.

"Mereka akan digembleng di Akmil minimal selama tiga bulan. Selain mental, fisik dan wawasan kebangsaan, mereka juga akan menjalani program latihan teknik. Setelah dari Akmil, pemain akan diboyong ke Cipayung," ujar Yacob.

Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim ini menambahkan, setelah pemanggilan pemain Pratama, PB PBSI juga akan melakukan seleksi untuk mencari pemain-pemain junior lapis ketiga dan keempat di pelatnas.

Ia berharap melalui program pembinaan berjenjang ini, PBSI tidak lagi kesulitan mendapatkan pemain-pemain berkualitas sesuai kebutuhan.

"Diharapkan kesenjangan kualitas antara pemain senior dan junior tidak begitu besar, seperti yang terjadi selama ini. Memang hal ini membutuhkan anggaran sangat besar, tapi kami optimistis hasilnya akan maksimal," tambah Yacob. (*)

Pewarta: imung
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009