Bandung (ANTARA News) - Produksi film Indie di Kota Bandung, Jawa Barat, dinilai lesu dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti diakui Asykur Rifa`i, akademisi dan penulis buku "Membuat Film Indie Itu Gampang" dalam diskusi terbuka bertajuk "Kreatif dengan Film Indie" di auditorium utama Universitas Islam Bandung (Unisba), Rabu.

Para sineas film Indie di Bandung sudah terlena menjadi penonton dan penikmat film, sehingga lupa untuk berkarya.

"Padahal saat ini penonton justru membutuhkan film-film alternatif, selain sinetron dan film layar lebar," ucapnya.

Dikatakan, saat ini film-film layar lebar sedang banyak sekali diputar di bioskop, sehingga pasti ada kejenuhan dari masyarakat Indonesia menonton film yang itu-itu saja.

"Film Indie, seharusnya dapat menyediakan alternative tontonan bagi masyarakat yang sudah jenuh itu," kata Asykur.

Terdapat tiga faktor yang memicu kelesuan produksi film Indie di Bandung yaitu proses previewing atau pemutaran film yang kurang banyak.

Kebanyakan pembuat film indie, setelah selesai memproduksi filmnya, kemudian bingung untuk memutar filmnya dimana, karena tidak adanya sarana.

Masalah kedua dalah komunitas film indie yang fluktuatif, dimana komunitas film Indie tak pernah bertahan lama.

Komunitas yang bertahan lama biasanya adalah komunitas di kampus atau Perguruan Tinggi (PT), sedangkan komunitas yang terbentuk karena unsure pertemanan atau sekadar hobi, biasanya hanya bertahan sebentar saja.

Inilah kemudian yang membawa pada permasalahan ketiga menurut Asykur. Dikatakannya, bahwa mayoritas komunitas indie berdiri sebatas pada gerakan semata, bukan sikap atau idealisme.

"Kalau komunitas itu didirikan berdasarkan sikap cinta akan film indie, pasti komunitas itu akan bertahan, karena anggotanya akan memperjuangkan komunitas tersebut," tutur Asykur lagi.

Pemerintah juga seharusnya lebih memperhatikan dan mengapresiasi produksi film Indie. Dikatakannya, seharusnya pemerintah, melalui Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) dapat lebih terlibat dalam pembinaan dan pengembangan film indie.

Hal ini penting, mengingat peran film indie dalam dunia perfilman tidak dapat diabaikan dan film Indie merupakan pelatuk disaat film-film nasional sedang lemah.

Bisa dibilang film indie berfungsi sebagai "pre conditioning" film-film "mainstream," katanya.
(*)



Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009