Kandahar, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Orang-orang Taliban bersenjata menembak mati seorang wanita anggota parlemen provinsi di Afghanistan, Minggu, sementara aparat keamanan menyatakan membunuh 40 gerilyawan tersebut dalam pertempuran.

Anggota parlemen Sitara Achikzai, seorang guru sekolah menengah dan aktivis hak asasi wanita yang berusia 50-an tahun, ditembak mati di luar rumahnya di kota bergolak Kandahar, Afghanistan selatan, kata ketua dewan Ahmad Wali Karzai kepada AFP.

"Ia mati syahid dibunuh oleh dua orang yang naik sepeda-motor dan kasus itu masih diselidiki,," kata Ahmad Wali Karzai, saudara dari Presiden Hamid Karzai.

Seorang jurubicara Taliban, Yousuf Ahmadi, mengatakan kepada AFP melalui telefon, milisinya melakukan pembunuhan tersebut.

Achikzai menjadi sasaran serangan karena ia tidak memiliki "latar belakang yang baik", kata Ahmadi tanpa penjelasan lebih lanjut.

Achikzai pulang dari pengasingan bertahun-tahun di Jerman bersama suaminya, seorang dokter dan dosen universitas, untuk bekerja di kota itu, kata gubernur provinsi Turyalai Wesa pada jumpa pers, dan ia menyebutnya sebagai seorang "wanita pemberani".

"Mereka meninggalkan keluarga mereka, anak-anak mereka dan kehidupan nyaman mereka di Barat dan datang ke Kandahar untuk hidup bersama masyarakat dan melayani masyarakat," katanya.

Pasangan itu memiliki seorang putra dan seorang putri di Jerman, tambahnya.

Sementara itu, Minggu, pasukan keamanan menyatakan membunuh 40 militan Taliban dalam pertempuran-pertempuran terpisah pada akhir pekan.

Dalam satu insiden, gerilyawan menyerang patroli gabungan milier asing-Afghanistan di provinsi Zabul, Sabtu larut malam, yang menyulut pertempuran yang menewaskan 22 militan, kata kepala kepolisian provinsi Abdul Rehman Sarjang kepada AFP.

Di provinsi Kunar di Afghanistan tenggara, pasukan membunuh 18 gerilyawan pada Jumat malam, kata pasukan ISAF dalam sebuah pernyataan.

Pemberontakan Taliban tahun lalu mencapai tingkat paling mematikan sejak invasi pimpinan AS yang menggulingkan pemerintah mereka, dan Washington belum lama ini mengumumkan sebuah strategi baru yang dirancang untuk mengalahkan kelompok itu dan menstabilkan negara yang rapuh itu.

Sekitar 5.000 orang, termasuk lebih dari 2.100 warga sipil, tewas dalam kekerasan tahun lalu saja di Afghanistan, menurut PBB.

Sasaran utama strategi baru AS yang diumumkan Presiden Barack Obama untuk Afghanistan adalah mengalahkan militan Al-Qaeda di negara itu dan di Pakistan yang katanya sedang merencanakan serangan-serangan baru terhadap AS.

Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Pemerintah baru AS berencana mengirim 17.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.

Jumlah prajurit internasional yang tewas di Afghanistan tahun ini mencapai lebih dari 70, sebagian besar akibat serangan-serangan gerilya, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.(*)

Pewarta: imung
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009