Jakarta (ANTARA) - Petinggi asosiasi pelaku olahraga dunia, WPA, menyambut baik penundaan Olimpiade Tokyo 2020 ke tahun depan karena pandemi global COVID-19, tetapi mengkritik proses pengambilan keputusannya yang dinilai kurang inklusif.

Brendan Schwab yang menjabat direktur eksekutif WPA, lembaga yang mewadahi 85.000 atlet di seluruh dunia itu, menyebut Komite Olimpiade Internasional (IOC) perlu mengubah budaya pengambilan keputusannya.

Baca juga: Jepang dan IOC sepakati penundaan Olimpiade Tokyo 2020

"Kami ingin melihat perubahan pengambilan keputusan di IOC, dari yang terkesan terlalu hirarkis menjadi melibatkan lebih banyak pihak," kata Schwab dilansir Reuters, Rabu WIB.

"IOC harus memastikan ketika menyangkut pemangku kepentingan, atlet, mereka bisa mengambil keputusan terbaik," ujarnya menambahkan.

Menurut Schwab, IOC terlalu berlarut-larut dalam mengambil keputusan penundaan Olimpiade Tokyo dan baru mengubah pendirian mereka setelah mendapat banyak tekanan, baik itu dari pihak atlet maupun masyarakat pada umumnya.

Baca juga: IOC: Olimpiade Tokyo digelar tidak melampaui musim panas 2021

"Kami merasa IOC membatasi diri mereka dengan pendekatan bisnis seperti biasanya," ujarnya.

"Ketika banyak kompetisi olahraga di dunia sudah lebih dulu ditangguhkan karena pandemi ini, IOC malah bersikap naif dan berharap terlalu banyak," pungkas Schwab.

Olimpiade Tokyo jadi ajang olahraga terkini yang penyelenggaraannya ditunda karena pandemi COVID-19, namun keputusan itu menjadi terkesan lambat dibandingkan UEFA dan CONMEBOL yang sudah sepekan lalu memutuskan menunda Euro dan Copa America.

Baca juga: Penundaan Olimpiade Tokyo jadi keputusan bersejarah
Baca juga: Olimpian pertanyakan IOC yang tampak tanpa Plan B soal Olimpiade Tokyo

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2020