Besakih (ANTARA News) - Puluhan ribu umat Hindu dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, memenuhi area Pura Besakih di bagian lereng selatan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa.

Kehadiran umat Hindu untuk melakukan persembahyangan dalam rangkaian Karya Agung Panca Bali Krama (PBK) itu, tampak sudah memadati areal pura sejak semalam sebelumnya.

Jelang dinihari, jumlah umat yang datang ke pura terbesar di Pulau Dewata itu, tampak semakin ramai sehingga panjang antrean yang semula dalam belasan meter menjadi ratusan meter, demikian ANTARA melaporkan dari Besakih, sekitar 65 kilometer timur laut Kota Denpasar.

Kehadiran umat yang umumnya menyertakan sejasen "bebantenan" yang antara lain terdiri atas rangkaian buah-buahan, kue, janur dan aneka bunga, telah membuat suasana menjadi begitu marak, sakral dan khidmat.

Nuansa menjadi bertambah sakral dengan menebarnya aroma aneka bunga dan nyala dupa yang disulut setiap peserta ritual yang bersangsung setiap sepuluh tahun sekali itu.

Dalam melaksanakan rangkaian peribadatan teerkait Karya Agung PBK yang dirangkaikan dengan "Betara Turun Kabeh", umat yang datang dari berbagai daerah dan sejumlah negara lain di dunia, tampak dilayani puluhan "pemangku", yakni pemimpin spriritual umat Hindu.

Ketua Panitia Karya Agung PBK Wayan Gunarta menyebutkan bahwa puluhan ribu umat setiap harinya hadir untuk melakukan persembahyangan pada karya agung yang digelar selama sebulan lebih itu.

"Meski pelaksanaannya tergolong cukup panjang, namun sehari-harinya teyap saja dipadati umat dalam jumlah yang begitu melimpah ruah," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, pigaknya selaku panitia karya agung tidak pernah merasa kewalahan dalam melayani kehjadiran umat yang nyaris berlangsung selama 24 jam setyi9ap harinya.

"Anda boleh lihat sendiri, siang maupun malam Pura Besakih tidak pernah sepi selama karya berlangsung," katanya.

Umat yang hadir tidak hanya dari berbagai daerah di Nusantara, tetapi juga negeri lain seperti Belanda, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Australia dan India.

Rangkaian upacara lebih dari sebulan itu, diawali ritual "Melasti" yakni menyucikan benda-benda sakrat dari Pura Besakih dengan berjalan kaki selama tiga hari ke Pantai Kelotok, Kabupaten Klungkung.

Usai Melasti, dilanjutnya dengan penyembilihan aneka hewan kurban di bagian bencingah Pura Besakih, selanjutnya dilakukan ritual "Betara Turun Kabeh" yang akan berlangsung hingga 24 April mendatang.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009