Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mulai menawarkan (offering) surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk global di pasar internasional.

"Ya, ini baru diumumkan (penawarannya), sementara penerbitannya masih menunggu waktu yang tepat," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto, di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, sebelum diumumkan penawaran itu, maka pemerintah belum mengetahui bagaimana respon pasar atas rencana penerbitan sukuk global itu.

"Eksekusi setelah pengumuman bisa cepat, dalam arti dalam waktu 1x24 jam bisa langsung diterbitkan," jelasnya.

Mengenai jumlah yang akan diterbitkan, Rahmat mengatakan, maksimal senilai underlying asset yang masih tersedia yaitu sekitar Rp7 triliun.

Nilai Barang Milik Negara (BMN) yang sudah disetujui DPR sebagai aset SBSN mencapai Rp18,34 triliun.

Sementara ini aset yang digunakan merupakan aset itu berada di lingkungan Depkeu yaitu sebesar Rp10,58 triliun (58 persen) di luar Jakarta dan Rp7,76 triliun (42 persen) di Jakarta.

Dari jumlah itu, sebanyak Rp4,70 triliun sudah digunakan sebagai aset SBSN domestik, Rp5,56 triliun digunakan sebagai aset SBSN Ritel.

Masih ada sisa aset BMN senilai Rp7,49 triliun yang akan digunakan sebagai underlying asset penerbitan SBSN valas.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009