Beirut (ANTARA News) - Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Mayjen Claudio Graziano menyatakan, KRI Diponegoro-365 layak menjadi bagian dari Satuan Tugas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (Maritime Task Force/MTF UNIFIL).

"Saya sangat menghargai partisipasi Indonesia dalam misi perdamaian PBB di Lebanon, khususnya sebagai bagian dari MTF UNIFIL," katanya, di sela-sela "cocktail party" KRI Diponegoro-365 yang sedang sandar di Pelabuhan Beyrouth, Lebanon, Jumat malam waktu setempat.

Indonesia, tambah Graziano, memiliki kapal perang seperti KRI Diponegoro berkemampuan sesuai standar yang ditetapkan PBB untuk menjalankan misi perdamaian internasional khususnya di Lebanon Selatan.

"Apa yang ditampilkan KRI Diponegoro dalam MTF UNIFIL, menunjukkan kemampuan serta komitmen Indonesia dalam mengemban misi PBB menjaga dan memelihara stabilitas keamanan di Lebanon," tutur Graziano.

Ia berharap, kehadiran KRI Diponegoro sebagai Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A yang tergabung dalam MTF UNIFIL, dapat memacu UNIFIL mencapai target menciptakan dan memelihara perdamaian di Lebanon Selatan tidak saja di wilayah darat tetapi juga di laut.

"Wilayah perairan Lebanon sangat rawan terhadap kejahatan laut khususnya penyelundupan senjata. Karena itu dengan adanya MTF ini maka tingkat konflik yang terjadi di wilayah Lebanon dapat dikurangi," katanya.

Tidak itu saja, lanjut Graziano, kehadiran KRI Diponegoro dapat mendukung peningkatan kerja sama militer Indonesia dan Lebanon, terutama peningkatan kemampuan angkatan laut kedua negara.

KRI Diponegoro-365 merupakan Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-A, yang tergabung dalam MTF UNIFIL bersama dengan sejumlah negara lain seperti Jerman Perancis, dan Belgia.

Kapal perang jenis Korvet SIGMA itu, tiba di Pelabuhan Beyrouth pada 16 April 2009, untuk kemudian menuju daerah operasi pada 19 April mendatang.

Persyaratan minimal untuk kapal perang yang tergabung dalam MTF UNIFIL antara lain mampu mengoperasikan/mengendalikan heli, mampu melaksanakan SAR, mampu melaksanakan RAS (Pengisian BBM di laut), memiliki fasilitas kesehatan level satu.

Kemudian, memiliki combat management system secara seketika, mampu melaksanakan self protection, memiliki kemampuan mengidentifikasi kawan atau lawan (IFF), memiliki berbagai jenis persenjataan, serta mampu memberikan bantuan kepada Angkatan Laut Lebanon. (*)

Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2009