Cilacap (ANTARA News) - Lembaga Pemasyarakatan (LP) Narkotika di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, menerima lagi 60 napi pindahan dari LP Cipinang, Jakarta, menyusul 120 rekannya yang telah dipindah pada 30 Januari 2009 dan 14 April lalu.

Mereka diangkut dengan dua bus Transpas bernomor polisi B 7029 MQ dan B 7031 MQ dengan pengawalan ketat anggota Brimob Polda Metro Jaya, tiba di Dermaga Wijayapura Cilacap (penyeberangan ke Nusakambangan, red.), Selasa, sekitar pukul 10:00 WIB.

Namun karena kedua bus tersebut berukuran besar, ke-60 napi itu diperintahkan turun dari bus dan berjalan kaki secara bergilir menuju Kapal Pengayoman II, masing-masing lima orang dengan tangan terborgol dan kaki dirantai sesama napi.

Sesampainya di atas Kapal Pengayoman II, ke-60 napi itu diperintahkan untuk duduk di atas geladak dengan pengawalan anggota Brimob bersenjata lengkap.

Evakuasi napi dari bus menuju kapal tersebut berjalan sekitar 30 menit dan setelah selesai, Kapal Pengayoman II segera berangkat menuju Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA dari petugas di Dermaga Wijayapura, diketahui 60 napi tersebut menjalani hukuman antara empat hingga 20 tahun.

"Mereka tersangkut kasus narkotika dan menjalani hukuman empat hingga 20 tahun," kata seorang petugas.

Sebelumnya, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jateng, Bambang Winahyo mengatakan, perpindahan napi ke Nusakambangan akan terus berlanjut terutama dari LP yang telah melebihi kapasitas karena Nusakambangan masih mampu menampung ratusan napi.

Selain itu, kata dia, perpindahan tersebut juga sebagai upaya pembinaan bagi napi yang selama ini dinilai kurang positif.

Saat napi tersebut berada di tempat lama, lanjutnya, mereka seringkali mendapat kemudahan sehingga tidak menutup kemungkinan tetap menjalin hubungan dengan para relasinya.

"Perpindahan ke Nusakambangan, diharapkan dapat menjadi penekan bagi napi karena mereka akan lebih sulit mendapat kemudahan terutama dalam berhubungan dengan relasi sehingga pembinaan dapat berjalan lebih baik," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009