Bekasi (ANTARA News) - Seorang ibu muda pengidap HIV/AIDS yang tengah hamil, E (25) mencari keadilan atas kondisi suaminya Bn (27) yang juga pengidap AIDS agar bisa mendapat pengobatan rawat jalan hingga ajal menjemputnya. "Suami saya beratnya hanya 30 Kg dengan cidifor tinggal 46 sementara orang normal memiliki 1.500. Ia kini terkapar tanpa bisa mendapat perawatan," ujar E, di Bekasi, Selasa. E yang mengontrak di sebuah kompleks perumahan di kota Bekasi itu bermaksud mencegat walikota Bekasi, bila keinginannya untuk mendapatkan surat rawat jalan suaminya tidak digubris. Suami E, yang tertular virus HIV dari perbuatannya mengkonsumsi narkoba itu, sebelumnya sudah dirawat satu bulan di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Suaminya selanjutnya dibawa pulang. Ia kini menderita tuberculosis dan penyakit lever yang harus disembuhkan terlebih dahulu sebelum melanjutkan terapi AIDSnya. E menyatakan, berbekal surat keterangan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), suaminya telah mendapat perawatan selama satu bulan di RSCM tanpa bayar. Ia kini ingin membawa suaminya rawat jalan menyembuhkan sakit lever dan TBCnya, tapi rumah sakit RSCM tidak bersedia menerima karena tidak adanya surat rawat jalan. E menyatakan telah mencoba membawa suami ke RS Hasan Sadikin Bandung tetapi ditolak dengan alasan pengobatan sebelumnya dilakukan di RSCM. Ibu satu anak yang ketahuan HIV/AIDS akhir Pebruari 2009, itu menyatakan tidak memiliki biaya lagi untuk mengobati suaminya. "Ketika ada uang saya bawa suami berobat tanpa menggunakan Jamkesmas. Tapi sekarang tidak ada lagi biaya untuk pengobatan," ujar E yang mengaku bersyukur anak pertamanya yang telah berusia 1,5 tahun itu negatif dari HIV/AIDS. "Untuk anak yang saya kandung ini akan lahir dengan operasi cesar agar tidak tertular. Entah bagaimana biayanya," ujar E menerawang sambil berlinang airmata. Ia mengaku telah mendatangi kantor dinas sosial agar dibuatkan surat permohonan rawat jalan dengan fasilitas Jamkesmas, tapi dijawab pegawai Dinsos tidak ada lagi biaya rawat jalan bagi penderita HIV/AIDS di RSCM. E yang memiliki virus HIV 0,05 persen dan cidifor 700 itu berharap agar pemerintah daerah memperhatikan pengobatan ia dan suaminya agar bisa menjalani kehidupan dengan tenang. "Suami saya sudah tidak menggunakan narkoba sejak 2000 lalu. Saya kenal dia tiga tahun lalu dalam keadaan segar bugar dan gagah. Kini penyakit itu telah merenggut kebahagiaan saya, suami dan mungkin nanti anak-anak," ujarnya sambil menangis.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009